tag:blogger.com,1999:blog-55316154407679116472024-03-21T20:40:00.793-07:00JOGJA WISATAUnknownnoreply@blogger.comBlogger173125tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-8115911511707391322023-08-21T15:17:00.003-07:002023-08-21T15:46:30.387-07:00Bisis Berkah<p> <span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Banyak tulisan dan artikel yang mengupas tentang konsep bisnis, etika bisnis, dan manajemen bisnis dalam Alquran. Namun, tidak banyak yang secara spesifik mengupas tentang bagaimana bisnis berkah itu diperoleh. Sehingga, banyak yang bertanya-tanya, apa </span><em style="background-color: #efedde; box-sizing: border-box; font-family: Roboto-Slab-Regular; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">sih </em><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">bisnis berkah itu? Bagaimana mendapatkanya? Dan, dengan cara apa? </span></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Harus diakui, aktivitas bisnis adalah sebuah keniscayaan. Bisnis selalu berpengaruh besar dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan politik sepanjang sejarah peradaban umat manusia. Padahal, bisnis hanya satu dari banyak sumber rezeki. Namun, dari bisnis inilah kita bisa berharap ekonomi umat makin kuat.</span></p><p><em style="background-color: #efedde; box-sizing: border-box; font-family: Roboto-Slab-Regular; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">Nah</em><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">, ekonomi umat kuat bisa dilihat dari ekonomi keluarga mapan. Keluarga yang mapan itu keluarga yang sumber rezekinya dipenuhi keberkahan. Rezeki bisa dari pemasukan gaji bulanan juga bisa dari pendapatan bisnis setiap harinya. Semuanya baik dan benar asal sumber dan cara mendapatkannya juga tepat dan halal. Inilah yang membedakan bisnis itu berkah atau tidaknya. </span></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Islam menetapkan kerja sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Bukan hanya sebatas itu, Islam juga telah mengangkat kerja pada level ”wajib” dengan menyebutkan kerja itu secara konsisten sebanyak 50 kali dalam Alquran yang digandengkan dengan iman.</span></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Seperti ayat: “</span><em style="background-color: #efedde; box-sizing: border-box; font-family: Roboto-Slab-Regular; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">alladzina amanu wa ‘amilu al-shalihat</em><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">”. Karena, adanya penekanan terhadap amal (kerja) inilah yang membuat Islam disebut sebagai agama aksi, bukan agama kata.</span></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Hubungan antara iman dan kerja itu sama dengan hubungan antara akar dan pohon. Yang salah satunya tidak mungkin bisa eksis tanpa adanya yang lain. Islam tidak mengakui bahkan menolak keimanan yang tidak membuahkan kerja yang baik.</span></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Di sisi lain, pandangan Islam terhadap kerja dan bisnis bisa dilihat di antaranya dari ayat-ayat Alquran berikut ini: (QS at-Taubah: 105); (QS Fushshilat: 46); (QS al-Baqarah: 198); (QS an-Nisa’: 29); (QS al-Jumu’ ah: 10-11); dan (QS al-An’ aam: 132).</span></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Karena itu, sebaik-baik pekerjaan adalah yang menghasilkan rezeki yang mengandung nilai keberkahan. Maka, jangan hanya mengejar banyaknya rezeki, tetapi kejar berkahnya rezeki. Bukan banyaknya rezeki yang membuat cukup. Kecukupan berkait soal keberkahan.</span></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;">Ketika rezeki dari bisnis berkah, banyak atau sedikit menjadi lapang. Namun, ketika berkah hilang, banyak atau sedikit pendapatan bisnisnya bisa berujung pada kesempitan hidup.</span></p><p style="background-color: #efedde; box-sizing: border-box; font-family: Roboto-Slab-Regular; font-size: 17px; line-height: 30px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;">Karena, hakikat makna berkah adalah bertambahnya kebaikan. Jadi, tips sederhana mendiagnosis apakah bisnis itu berkah atau tidak, yaitu dengan melihat hasil bisnis tersebut apakah mendatangkan kebaikan demi kebaikan, ketenangan, kedamaian, dan kerukunan atau sebaliknya malah semakin menambah keburukan, kecemasan, dan kerakusan hingga menjauhkan dirinya dari Allah, Sang Pemilik Rezeki.</p><p style="background-color: #efedde; box-sizing: border-box; font-family: Roboto-Slab-Regular; font-size: 17px; line-height: 30px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;"><em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">Wallahu a’lam.</em></p><p><span face="Roboto-Slab-Regular" style="background-color: #efedde; font-size: 17px;"><br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-88289588549757664222023-06-27T16:00:00.001-07:002023-06-27T16:00:10.899-07:00Idul Adha<div>*RENUNGAN KECIL DIHARI ARAFAH*</div><div><br></div><div><br></div><div>Hari ini, berjuta kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia begerak bersama menuju padang Arafah, untuk melaksanakan puncak prosesi ibadah Haji...! </div><div><br></div><div>Haji adalah Arafah... </div><div><br></div><div>Arafah adalah Hari Perenungan... </div><div><br></div><div>Sebuah perenungan tentang Sang Khalik... </div><div><br></div><div>Sebuah perenungan tentang untuk apa kita diciptakan... </div><div><br></div><div>Arafah adalah sebuah potret kecil tentang Mahsyar... </div><div><br></div><div>Mahsyar adalah sebuah hari dimana manusia akan ditimbang kadar haq dan batil dalam dirinya... </div><div><br></div><div>Mahsyar adalah sebuah hari yang sangat terik yang tidak ada penghalang atasnya... </div><div><br></div><div>Mahsyar adalah sebuah hari yang mencekam dimana manusia ditimpa resah dan gelisah... </div><div><br></div><div>Kegelisahan yang teramat sangat, </div><div>karena Mahsyar adalah hari penantian tentang nasib manusia apakah ia akan masuk surga atau neraka... </div><div><br></div><div>Mahsyar adalah sebuah hari penyesalan... </div><div><br></div><div>Sebuah penyesalan karena manusia telah lalai menunaikan dharma untuk apa ia dicipta... </div><div><br></div><div>Sebuah penyesalan karena manusia lalai untuk beramal shaleh semasa hidup di alam dunia... </div><div><br></div><div>Sedemikian dahsyatnya Mahsyar, </div><div>hingga manusia kelak akan mencari perlindungan walau hanya pada sebutir kurma yang pernah ia sedekahkan... </div><div><br></div><div>Maka, beruntunglah mereka yang Allah beri naungan dari dahsyatnya alam Mahsyar... </div><div><br></div><div>Mereka adalah pemimpin yang amanah dan adil... </div><div><br></div><div>Para pemuda yang hatinya tertambat kepada masjid... </div><div><br></div><div>Manusia yang saling mencintai karena Allah... </div><div><br></div><div>Manusia yang bersedekah dengan tangan kanannya tanpa harus diketahui oleh tangan kirinya... </div><div><br></div><div>Manusia yang menolak perbuatan keji karena takut akan Tuhannya... </div><div><br></div><div>Manusia yang tekun ibadahnya seraya berlinang air mata ketika ia berdzikir semata karena takut akan Tuhannya... </div><div><br></div><div><br></div><div>Selamat Hari Arafah saudara-riku tercinta... </div><div><br></div><div>Semoga Allah mengampuni kehinaan dan kebodohan kita... </div><div><br></div><div>Semoga Allah selalu menjadikan kita orang yang rendah hati di setiap langkah kaki di bumi ini... </div><div><br></div><div>Semoga Allah meneguhkan iman dan Islam kita... </div><div><br></div><div>Mengganti tangisan kita dengan senyuman... </div><div><br></div><div>Luka derita dengan kebahagiaan... </div><div><br></div><div>Penyakit dengan kesehatan...</div><div><br></div><div>Kesempitan rezeki dengan kelapangan... </div><div><br></div><div>Kesesatan dengan petunjuk... </div><div><br></div><div>Kesulitan dengan kemudahan... </div><div><br></div><div>Keputusasaan dengan harapan.. </div><div><br></div><div>Ya Allah... </div><div>tiada henti air mata ini mengalir memohon kasih dan cintaMu... </div><div><br></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-45693698788545440692023-05-31T20:00:00.001-07:002023-05-31T20:00:31.586-07:00Visi Aktualisasi Pancasila<div>Tulisan yang Menarik untuk disimak dari Yudi Latif:</div><div><br></div><div>Visi-Aktualisasi Pancasila </div><div>Yudi Latif</div><div><br></div><div>Indonesia ibarat kapal besar yang limbung; terperangkap dalam pusaran gelombang hari ini; tanpa jangkar kuat ke masa lalu, tanpa arah jelas ke masa depan.</div><div><br></div><div>Untuk mengeluarkan bahtera dari situasi limbung, sebuah negara memerlukan strategi untuk membangun hubungan yang proporsional antara tujuan (ends) dan sarana (means), antara aspirasi dan kababilitas. John Lewis Gaddis dalam On Grand Strategy (2018), melukiskan dua tipe kepemimpinan yang kerap muncul di sepanjang perlintasan yang mengbungkan kedua titik (tujuan dan sarana) itu: tipe landak (hedgehogs) dan tipe rubah (foxes). </div><div><br></div><div>Tipe pertama bertindak lurus dengan menghubungkan segala sesuatu dengan visi sentral, yang memberi arah ke mana harus menuju. Tipe kedua bertindak tak menentu, mengikuti kepekaan penciumannya yang bisa mengarah ke berbagai tujuan yang tak saling berhubungan bahkan mungkin kontradiktif.</div><div><br></div><div>Tipe pertama bisa memberi arah ke mana bangsa harus melangkah, akan tetapi acapkali tak bisa mendeteksi bahwa di sepanjang perlintasan visi itu ada banyak ranjau, lobang dan rawa yang harus dihindari agar bisa sampai tujuan. Digerakkan oleh dorongan intuitif, tipe ini juga bisa kurang realistis bahwa aspirasi itu bersifat tak terbatas (infinite), sedang sarana dan kapabilitas itu selalu besifat terbatas (finite). Tipe kedua bisa memberi kepekaan terhadap potensi ancaman dan perubahan yang bersifat sinkronis, akan tetapi bisa melupakan visi besar kemana pergerakan harus menuju. Digerakkan oleh rasionalitas situasional, tipe ini lebih tertarik merespon problem ad-hoc tanpa kesanggupan menghubungkannya dengan tujuan.</div><div><br></div><div>Sebuah strategi yang tepat harus mampu merekonsialiasikan kontradiksi antara dua tipe kepemimpinan tersebut. Kita harus bisa mengambil sisi-sisi positif dari kedua karakter itu. Kita perlu keajegan visi landak, yang memberi prinsip dan haluan direktif berjangka panjang; tanpa kehilangan fleksibilitas rubah, yang bisa senantiasa merespon ancaman dan perkembangan yang terus berubah. Sebaliknya, dalam mengerahkan sarana dan kapabilitas untuk menghadapi masalah-masalah temporer, kita tak melupakan gerak kembali ke jalan visi yang lebih permanen.</div><div><br></div><div>Krisis Kepemimpinan</div><div>Krisis kepemimpinan negara Indonesia hari ini bukan disebabkan kontradiksi antara tipe landak dan tipe rubah, melainkan karena (nyaris) kehilangan keduanya. Kita tidak memiliki keajegan visi sebagai haluan direktif, saat yang sama seperti kehilangan sense of crisis untuk bisa merepons tantangan-tantangan segera. Para pemimpin politik terperangkap dalam pusaran gelombang huru hara hari ini; terus berayun dari satu isu ke isu yang lain, tanpa sungguh-sungguh mengatasi masalah yang muncul. </div><div><br></div><div>Mengapa hal itu terjadi? Karena kita tidak bisa belajar dari sisi-sisi baik masa lalu. Bahwa masa lalu itu sesungguhnya tak pernah sepenuhnya terang dan tak pernah sepenuhnya gelap. Kita harus bisa mempertahankan yang terang dan menyingkirkan yang gelap. Akan tetapi, dalam bayangan arus besar bangsa Indonesia, masa lalu itu senantiasa membersitkan ingatan pedih yang tak bisa dilampau, dengan risiko mengulanginya.</div><div><br></div><div>Sebuah bangsa yang tidak bisa melihat sisi-sisi terang dari masa lalu tidak memiliki jangkar untuk menambatkan visi masa depan. Memang benar, tak ada seorang pun yang bisa mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan. Akan tetapi, memprediksi kemungkinan yang terjadi di masa depan lebih baik daripada tidak mempersiapkannya sama sekali. Untuk itu, pengetahuan tentang masa lalu dapat membantu memahami masa depan. Tanpa menyadari masa lalu, perjalanan ke depan ibarat memasuki lorong sunyi kekelaman. Amnesia merupakan kemalangan ketidaktahuan dalam kesunyian. </div><div><br></div><div>Akan tetapi pengalaman masa lalu dan kemungkinan mengekstrapolasikannya ke masa depan adalah suatu penziarahan kompleksitas tak bertepi. Maka, kepemimpinan, sebagaimana diingatkan oleh Sun Tzu, harus mampu melihat simplisitas dalam kompleksitas. Dari kompleksitas pengalaman masa lalu, pemimpin harus bisa menemukan prinsip-prinsip utamanya, yang dengan itu, perjalanan ke masa depan memilik tambatan; kompas untuk mengarungi kegelapan. Dalam kaitan ini, Sun Tzu memberi contoh: dari sekian banyak kemungkinan melodi musik, secara prinsip bermula dari lima not (pentatonik); dari sekian banyak kemungkinan mosaik warna, secara prinsip bisa dikembalikan ke lima warna dasar; dari sekian banyak kemungkinan citarasa, secara prinsip bisa ditarik ke lima rasa dasar. Lima adalah dasar simplisitas dari kompleksitas pengalaman. Lima prinsip itu bisa menjadi check list untuk mengantisipasi masa depan.</div><div><br></div><div>Prinsip-prinsip tidak bisa dipungut sembarangan, melainkan harus disuling dari pengalaman hidup bersama di masa lalu. Itu sebabnya, mengapa prinsip dan tata kelola negara tidak bisa sekadar dikopi paste dari pengalaman bangsa lain. Pada musim semi tahun 1990, sekitar dua lusin ahli konstitusi, hukum dan hakim dari dunia Barat berkumpul di Praha dalam rangka membantu pembuatan draft konstitusi baru bagi negara-negara Eropa Timur dengan memasukan nilai-nilai dan tata kelola yang berlaku di dunia Barat. Akan tetapi, tanpa pemahaman terhadap kompleksitas struktur sosial dan pengalaman belajar sosial dari masyarakat yang bersangkutan, instalasi tata kelola baru itu terbukti tidak berjalan seperti yang diharapkan. </div><div><br></div><div>Berdasarkan pengalaman tersebut Clayton M. Christenson (2019) menyimpulkan bahwa “Institusi sosial itu merefleksikan nilai masyarakat yang bersangkutan. Maka dari itu, membangun institusi yang kuat tidaklah sesederhana “mengekspor” apa yang bisa berjalan di suatu tempat ke tempat lain.” Dengan kata lain, menemukan prinsip sebagai tambatan visi ke depan, harus merupakan intisari dari budaya masyarakat. Budaya dalam pengertian ini, sebagaimana didefiniskan oleh profesor MIT, Edgar Schein (1988), adalah: “Cara bekerja sama menuju tujuan bersama yang telah terbukti berhasil dan diikuti secara berulang oleh masyarakat, yang membuat banyak orang bahkan tidak terpikir untuk mencoba cara lain.” </div><div><br></div><div>Setelah melalui pengkajian dan pembelajaran lintas-kultural dan lintas-zaman, para pendiri bangsa tiba pada kesimpulan, bahwa prinsip dasar sebagai tambatan visi bangsa Indonesia, yang muncul sebagai refleksi budaya yang telah terbukti efektif dalam mengarungi kehidupan bersama itu terkristalisasi dalam Pancasila. Yang pada dasarnya, prinsip Pancasila sendiri tumbuh di atas landasan budaya gotong-royong.</div><div><br></div><div>Budaya gotong-royong dijadikan tambatan visi ke depan sebagai usaha mengatasi kompleksitas persoalan dalam suatu bangsa majemuk dengan aneka nilai dan konflik kepentingan. Dalam pandangan Soekarno, “Gotong-royong adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari ‘kekeluargaan’....Gotong-royong adalah pembanting tulang bersama pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua.” Semangat kekeluargaan yang bersifat statis, cenderung mengarahkan welas-asih (altruisme) pada sesama anggota keluarga atau golongan sendiri. Sedang semangat gotong-royong yang bersifat dinamis, lebih memiliki kesanggupan untuk mengarahkan altruisme pada sesama warga sekalipun dari golongan yang berbeda.</div><div><br></div><div>Gotong-royong adalah level tertinggi dari proses adaptasi manusia dalam mengarungi tantangan seleksi alam kehidupan, dari makhluk individu dengan kecenderungan simpanse (yang bersifat selfish) menjadi makhluk sosial dengan kecenderungan lebah (yang bersifat groupish). Semangat gotong-royong itu adalah semangat kooperatif, kolaboratif: senasib-sepenanggungan; berat sama dipikul, ringan sama dijinjing; bukan yang satu untung, yang lain buntung. </div><div><br></div><div>Ketuhanan menurut alam Pancasila hendaknya dikembangkan dengan jiwa gotong-royong (ketuhanan yang berkebudayaan, yang lapang dan toleran); bukan ketuhanan yang saling menyerang dan mengucilkan. Kemanusian universalnya harus berjiwa gotong-royong (yang berkeadilan dan berkeadaban); bukan pergaulan kemanusiaan yang menjajah dan eksploitatif. Persatuan kebangsaannya harus berjiwa gotong-royong (mengupayakan persatuan dengan tetap menghargai perbedaan, “bhineka tunggal ika”); bukan kebangsaan yang meniadakan perbedaan atau pun menolak persatuan. Demokrasinya harus berjiwa gotong-royong (mengembangkan musyawarah mufakat); bukan demokrasi yang didikte oleh suara mayoritas atau minoritas elit penguasa-pemodal. Prinsip keadilannya harus berjiwa gotong-royong (mengembangkan partisipasi dan emansipasi di bidang ekonomi dengan semangat tolong-menolong/kooperatif); bukan visi kesejahteraan yang berbasis individualisme-kapitalisme; bukan pula yang mengekang kebebasan individu seperti dalam sistem etatisme. </div><div><br></div><div>Dengan budaya gotong-royong, visi Pancasila diarahkan untuk mewujudkan prikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dan untuk itu, Pancasila telah mengantisipasi perlunya mengembangkan hubungan yang proporsional antara tujuan dan sarana, antara aspirasi dan kapabilitas. Bahwa visi tersebut tak akan bisa dicapai kecuali menghendaki pembudayaan Pancasila dalam ranah “mental-spiritual” (tata nilai), “institusional-politikal” (tata kelola) dan “material-tekonologikal” (tata sejahtera). </div><div><br></div><div>Tata nilai Pancasila diarahkan untuk menjadikan bangsa yang berkepribadian (berkarakter) dengan nilai utamanya berlandaskan sila pertama, kedua, dan ketiga. Bahwa kehendak untuk bersatu dan harmoni dalam perbedaan bisa diraih manakala kita mampu mengembangkan hubungan welas asih dengan “Yang Mahasuci”, yang memancarkan semangat ketuhanan yang berkebudayaan, lapang dan toleran; welas asih dengan sesama manusia, yang memancarkan semangat kemanusiaan yang adil dan beradab; welas asih dalam hubungan manusia dengan ruang hidup (tanah air) dan pergaulan hidupnya (kebangsaan), yang memancarkan semangat persatuan dalam keragaman bangsa. Dengan spirit Ketuhanan, kemanusiaan dan persatuan, dikembangkan daya-daya spiritualitas dalam sosiabilitas yang berperikemanusiaan, egaliter, mandiri, amanah (berintegritas), beretos kerja yang positif dan kreatif, serta sanggup menjalin persatuan dengan semangat pelayanan (pengorbanan). Agen utama tata nilai ini adalah komunitas. </div><div><br></div><div>Tata kelola sosial-politik Pancasila diarahkan untuk menjadi bangsa yang berdaulat dengan nilai utamanya berlandaskan sila keempat. Bahwa tatanan sosial-politik hendak dibangun melalui mekanisme demokrasi yang bercita kerakyatan, cita permusyawaratan dan cita hikmat-kebijaksanaan dalam suatu rancang bangun institusi-institusi demokrasi yang dapat memperkuat persatuan (negara persatuan) dan keadilan sosial (negara kesejahteraan); yang termanifestasi dalam kehadiran pemerintahan negara yang melindungi segenep bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemedekaan, perdamaian dan keadilan. Agen utama tata kelola ini adalah apartur negara.</div><div><br></div><div>Tata sejahtera Pancasila dirahkan untuk menjadi bangsa yang mandiri dan berkesejahteraan umum dengan nilai utamanya berladaskan sila kelima. Bahwa kemandirian dan kesejahteraan umum hendak diraih dengan mengupayakan perekonomian merdeka; berlandaskan usaha tolong-menolong (semangat koperatif), disertai pengusaan negara atas “karunia kekayaan bersama” (commonwealth) serta atas cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasasi hajat hidup orang banyak; seraya memberi nilai tambah atas karunia yang terberikan dengan input pengetahuan dan teknologi. Agen utama tata sejahtera ini adalah dunia usaha.</div><div><br></div><div>Defisit Kapabilitas</div><div>Kelahiran Orde Reformasi memberi peluang keberangkatan menuju dunia baru. Sayang, dalam kedatangan momen keemasan itu, yang banyak muncul bukanlah para pemimpin bisa memadukan visi landak dan kapabilitas responsif rubah. Yang banyak berkerumun adalah laron-laron yang terus berpindah dari satu isu ke isu yang lain. Kebebasan sebagai negative right (“bebas dari”) mengalami musim semi. Namun, kebebasan sebagai Positive right (“bebas untuk”) mengalami musim paceklik. Kita mengalami defisit kapabilitas dalam mengunakan kebebasan itu untuk mewujudkan visi Republik. </div><div><br></div><div>Berbagai bentuk pilihan dan kebijakan publik tidak menggunakan asas-asas nalar publik yang sehat. Kebijakan dan pilihan politik dengan nalar publik yang sehat setidaknya harus memenuhi empat prinsip utama suatu politik yang responsif: prinsip kemasukakalan, efisiensi, keadilan dan kebebasan. Dengan keempat prinsip ini, politik yang responsif harus mempertimbangkan rasionalitas publik tanpa kesemena-menaan mengambil kebijakan/keputusan; adaptabilitas kebijakan dan institusi politik terhadap keadaan tanpa melupakan tujuan; senasib sepenanggungan dalam keuntungan dan beban; serta persetujuan rakyat terhadap pemerintah. Ketika arena politik lebih mewadahi konflik kepentingan ketimbang konflik visi-ideologi, watak politik menjadi narsistik, mengecilkan harapan banyak orang. </div><div><br></div><div>Memperingati Hari (lahir) Pancasila bukan sekadar merayakan pepesan kosong. Agar Pancasila itu benar-benar sakti, maka kita harus kembali ke prinsip dasar republik dengan terus menjaga hubungan erat antara tujuan (aspirasi) dan sarana (kapabilitas) berdasarkan Pancasila.</div><div><br></div><div>(Yudi Latif, Pengurus Aliansi Kebangsaan)</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-25006814970562520862023-04-28T06:20:00.002-07:002023-04-28T06:20:54.706-07:00Manfaat lansia ngomel<div>MANFAAT NGOMEL BAGI LANSIA</div><div><br></div><div>Ternyata semakin banyak ngoceh dan bawel memasuki lansia semakin menyehatkan.</div><div>Bicaralah lebih banyak seiring bertambahnya usia.</div><div>Dokter mengatakan demikian. </div><div>Warga Senior (pensiunan) harus berbicara lebih banyak.</div><div> </div><div>Karena saat ini tidak ada cara untuk mencegah kehilangan ingatan. </div><div><br></div><div>Satu-satunya cara adalah berbicara lebih banyak. </div><div><br></div><div>Setidaknya ada tiga manfaat berbicara lebih banyak kepada warga lanjut usia. </div><div><br></div><div>Pertama :</div><div>Berbicara mengaktifkan otak dan membuat otak tetap aktif, karena bahasa dan pikiran berkomunikasi satu sama lain, terutama ketika berbicara dengan cepat, yang secara alami menghasilkan refleksi berpikir yang lebih cepat dan juga meningkatkan daya ingat. </div><div><br></div><div>Warga lanjut usia yang tidak berbicara, lebih cenderung kehilangan ingatan.</div><div><br></div><div>Kedua :</div><div>Berbicara mengurangi banyak stres, menghindari penyakit mental dan mengurangi stres. </div><div><br></div><div>Kita sering tidak mengatakan apa-apa, tetapi kita menguburnya dalam hati dan mencekik diri kita sendiri.</div><div><br></div><div>Itu benar ! </div><div><br></div><div>Jadi! Akan lebih baik untuk memberikan kesempatan kepada senior untuk berbicara lebih banyak.</div><div><br></div><div>Ketiga :</div><div>Berbicara dapat melatih otot wajah dan sekaligus melatih tenggorokan dan juga meningkatkan kapasitas paru-paru, sekaligus mengurangi risiko kerusakan mata dan telinga serta mengurangi risiko laten seperti Pusing dan Tuli.</div><div><br></div><div>Pendeknya, para pensiunan, yaitu para lansia Satu-satunya cara untuk mencegah Alzheimer adalah dengan berbicara sebanyak mungkin dan berkomunikasi secara aktif dengan orang-orang. </div><div><br></div><div>Tidak ada pengobatan lain untuk itu. </div><div> </div><div> Semoga Bermanfaat.</div><div>Hidup Lansia</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-81022352415145152692022-12-27T05:09:00.000-08:002022-12-27T05:09:07.175-08:00MOTIVASI<p> Motivasi adalah keinginan untuk bertindak demi tujuan. Motivasi ini adalah elemen penting dalam menetapkan dan mencapai tujuan kita.</p><p>Motivasi merupakan salah satu kekuatan pendorong di balik perilaku manusia, yang memicu persaingan dan memicu hubungan sosial. </p><p>Ketidakhadirannya motivasi dapat menyebabkan penyakit mental seperti depresi. Motivasi mencakup keinginan untuk terus berjuang menuju makna, tujuan, dan kehidupan yang layak dijalani.</p><p>Orang sering memiliki banyak motif untuk terlibat dalam satu perilaku. Motivasi mungkin ekstrinsik, di mana seseorang terinspirasi oleh kekuatan luar — orang lain atau penghargaan. Motivasi juga bisa bersifat intrinsik, di mana inspirasi datang dari dalam—keinginan untuk meningkat pada aktivitas tertentu. Motivasi intrinsik cenderung mendorong orang lebih kuat, dan pencapaiannya lebih memuaskan.</p><p>Salah satu kerangka kerja yang digunakan untuk memahami motivasi adalah hierarki kebutuhan yang diusulkan oleh psikolog Amerika Abraham Maslow pada tahun 1943.</p><p>Menurut Maslow, manusia secara inheren termotivasi untuk memperbaiki diri dan bergerak menuju ekspresi potensi penuh mereka—aktualisasi diri—dengan menghadapi dan memuaskan beberapa tingkat secara progresif. kebutuhan dari yang paling mendasar, seperti makanan dan keamanan, hingga kebutuhan tingkat tinggi akan cinta, rasa memiliki, dan harga diri.</p><p>Akhirnya, Maslow memperluas teorinya dengan memasukkan kebutuhan akan transendensi-diri: Orang mencapai puncak pertumbuhan dan menemukan makna tertinggi dalam hidup dengan memperhatikan hal-hal di luar diri. Meskipun universalitas teori Maslow telah ditantang, banyak yang percaya itu menangkap kebenaran mendasar tentang motivasi manusia.</p><p>Orang mungkin termotivasi oleh insentif eksternal, seperti motivasi untuk bekerja demi kompensasi, atau kesenangan internal, seperti motivasi untuk membuat karya seni di waktu senggang. Sumber motivasi lainnya termasuk rasa ingin tahu, otonomi, validasi identitas dan keyakinan seseorang, menciptakan citra diri yang positif, dan keinginan untuk menghindari potensi kerugian.</p><p>Motivasi intrinsik adalah dorongan yang datang murni dari dalam; itu bukan karena hadiah yang diantisipasi, tenggat waktu, atau tekanan dari luar. Misalnya, orang yang secara intrinsik termotivasi untuk berlari melakukannya karena mereka menyukai perasaan berlari itu sendiri, dan itu adalah bagian penting dari identitas mereka. </p><p>Motivasi ekstrinsik dapat meningkatkan motivasi dalam jangka pendek, tetapi seiring waktu dapat melemahkan atau bahkan menjadi bumerang. Sebaliknya, motivasi intrinsik sangat kuat karena terintegrasi ke dalam identitas dan berfungsi sebagai sumber motivasi yang berkelanjutan.</p><p>Mencapai tujuan adalah sebuah proses. Dan semua komponen dari proses itu perlu diperhatikan untuk memastikan kesuksesan, mulai dari menetapkan tujuan, mengatasi hambatan, mempertahankan momentum hingga proyek selesai.</p><p>Gagal mencapai tujuan terkadang disebabkan oleh cara yang ditetapkan. Namun, beberapa trik psikologis dapat membantu menetapkan dan mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah memastikan bahwa tujuan tersebut melekat pada suatu nilai, seperti nilai mendukung komunitas lokal Anda atau memerangi perubahan iklim. Cara lainnya adalah membingkai tujuan Anda sebagai aset yang akan diperoleh daripada ancaman yang harus dihindari. Misalnya, alih-alih berpikir, "Saya tidak boleh mengganggu atasan saya, agar kita dapat menghindari hubungan yang sulit," cobalah berpikir, "Saya ingin mempelajari keterampilan komunikasi baru untuk mengatur ulang hubungan kita." Gagasan lainnya adalah mencoba menetapkan tujuan pembelajaran alih-alih tujuan kinerja; daripada memutuskan untuk menurunkan berat badan sebanyak 10 kg, putuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang nutrisi dan memasak dua resep sehat setiap minggu.</p><p>Motivasi menargetkan "mengapa" perubahan, tetapi momentum menargetkan "bagaimana". </p><p>Menghasilkan momentum sangat penting untuk mengambil langkah konkret yang diperlukan untuk keluar dari pola yang mengakar dan melakukan perubahan. </p><p>Berfokus pada momentum juga dapat digunakan dalam konteks terapeutik. Misalnya, seorang terapis mungkin mengatasi pola penghindaran pada pasien dengan depresi dengan mengidentifikasi langkah-langkah kecil yang telah mereka ambil (bangun dari tempat tidur pagi itu, datang ke terapi) dan kemudian membuat daftar langkah selanjutnya yang dapat mereka ambil selanjutnya. </p><p>Mengenali motivasi untuk berubah dan berfokus pada dinamika yang mendukung perubahan juga dapat membantu membangun momentum.</p><p>Beberapa orang mungkin menemukan diri mereka benar-benar terhalang oleh sebuah proyek; yang lain mungkin hanya ingin memasukkan sedikit lebih banyak produktivitas ke dalam timeline mereka. Di mana pun motivasi dimulai, selalu ada cara untuk meningkatkannya—apakah itu motivasi Anda sendiri atau orang lain.</p><p>Terkadang Anda mungkin merasa benar-benar tidak termotivasi—dan itu tidak masalah. Dalam situasi itu, biarkan diri Anda merasakan ketidaknyamanan, dengarkan self-talk negatif, lalu tetap lakukan tindakan. Misalnya, Anda pulang ke rumah setelah seharian bekerja dan hanya ingin bersantai dan menonton TV. Alih-alih menyalakan TV, akui bahwa Anda lelah dan tantang diri Anda untuk membaca lima halaman buku di nakas terlebih dahulu. Pendekatan ini memberi ruang bagi pikiran dan perasaan negatif, sekaligus membantu Anda mengubah pola yang sudah mendarah daging.</p><p>Beberapa tujuan paling umum yang dibuat orang—dan tujuan paling umum yang sulit mereka capai—adalah makan lebih sehat, berolahraga lebih banyak, dan menghemat lebih banyak uang. Banyak jebakan dapat mencegah orang mencapai tujuan tersebut, tetapi mengantisipasi tantangan tersebut dapat membantu mencapai perubahan nyata.</p><p>Banyak orang berjuang untuk tetap diet. Penelitian menunjukkan bahwa motivator ekstrinsik—untuk menghindari komentar yang menyakitkan atau menyesuaikan diri dengan pakaian—dapat mempercepat proses, tetapi motivasi intrinsik—minat, kesenangan, dan tantangan dalam perjalanan—adalah kunci untuk penurunan berat badan yang berkelanjutan dan bertahan lama. Motivasi intrinsik mencakup kompetensi, otonomi, dan keterkaitan, jadi sangat membantu untuk 1) memilih diet yang berkelanjutan dan efektif 2) percaya bahwa diet, tanggal mulai, dan tujuan akhir telah dipilih secara mandiri dan tidak “ditugaskan” oleh orang lain 3 ) menemukan komunitas pendukung.</p><p>Ada beberapa ide kreatif untuk dipertimbangkan jika motivasi menjadi penghalang untuk berolahraga. Salah satunya adalah memperluas pilihan yang Anda miliki: Jika Anda tidak punya waktu untuk pergi ke gym, berolahragalah dengan berjalan-jalan, melakukan latihan beban tubuh, atau menonton video yoga. Cara lainnya adalah membuat olahraga lebih menyenangkan, seperti mendengarkan buku di kaset. Cara lainnya adalah membuat kontrak sosial dengan teman atau anggota keluarga. Misalnya, jika Anda mengizinkan waktu telepon untuk menggantikan olahraga, Anda harus menyumbang untuk tujuan yang dipilih orang lain.</p><p>===</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-60937854850799831752022-12-11T13:47:00.003-08:002022-12-11T13:47:24.503-08:00MEMAKNAI SAMI'NA WA ATHO'NA<p> <strong style="font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;">SALAH</strong><span style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;"> </span><span style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;">satu kunci sukses dalam sebuah kepemimpinan di dalam organisasi apapun juga adalah, jika setiap keputusan ada ditaati dan dilaksanakan. Dengan catatan bahwa pemimpin tersebut saat mengambil keputusan dalam kerangka melaksanakan dan menjalankan amanah organisasi. Sehingga sesuai dengan digariskan dalam visi, misi dan tujuan organisasi yang diderivasikan dalam serangkaian</span><span style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;"> </span><em style="font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;">rule of the game</em><span style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;">, regulasi, aturan serta tata kelola yang menjadi</span><span style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;"> </span><em style="font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;">guidelines</em><span style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;"> </span><span style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px;">(petunjuk) bagi organisasi tersebut.</span></p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Dan, dalam konteks organisasi Islam yang paling utama adalah menjadikan al-Qur’an dan As-Sunah sebagai pedomannya. Al-Qur’an telah memberikan petunjuk yang indah tentang ketaatan ini di dalam Surat An-Nur ayat 51:</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px; text-align: right;">إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;"><em>“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.</em></p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Ada satu kalimat yang menjadi kunci di situ, yaitu سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا <em>(“Kami mendengar, dan kami taat”)</em>. Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, dalam <em>Tafsir Al-Wajiz </em>saat menafsirkan ini beliau menjelaskan: “Sesungguhnya ucapan: “Kami mendengarkan hukumNya, menaati perintahNya, dan meridhai hukumNya” adalah ucapan orang-orang mukmin saat diajak mematuhi hukum Allah dan rasul-Nya supaya bisa menentukan hukum di antara mereka. Orang-orang yang mendeklarasikan diri untuk taat itu adalah orang-orang yang memenangkan kebaikan dunia akhirat”.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Sedangkan Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar di dalam <em>Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir</em>, menjelaskan: “Yakni sepatutnya bagi orang-orang beriman untuk berlaku demikian, yaitu apabila mengengar seruan tersebut maka ia harus menanggapinya dengan ketaatan dan ketundukan; mereka tetap mengatakan “kami mendengar perkataannya dan mentaati perintahnya” meski hal itu adalah sesuatu yang tidak mereka suka dan merugikan mereka”.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Disinilah letak ujian dari ketaatan itu. Seringkali kita merasa berat untuk menerima sebuah keputusan dari pemimpin, hanya karena tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Padahal, dengan <em>sami’na wa atho’na</em>, seberat apapun yang kita rasakan, sesungguhnya kita akan mendapatkan keberuntungan dan kemenangan di dunia dan akhirat, sebagaimana ayat di atas.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Untuk itu, Syaikh Dr. Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di dalam <em>Tafsir As-Sa’di </em>menjelaskan bahwa, “Allah melingkupkan kemuliaan untuk mereka, karena (hakikat) kebahagiaan itu adalah mendapatkan sesuatu yang dipinta dan selamat dari hal-hal yang dibenci. Dan tidaklah berbahagia kecuali orang yang berhukum dan taat kepada Allah dan RasulNya”.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Konsekwensi logisnya, dengan memegang prinsip <em>“sami’na wa atho’na”</em> ini, maka sebagai muslim yang selalu mengharapkan ridho dan petunjuk jalan yang lurus dari Allah ta’ala, adalah harus selalu komitmen <em>(iltizam)</em> untuk benar-benar secara total menjalankan perintah Allah dengan sebaik-baiknya, dan meninggalkan secara total larangan Allah dengan tanpa terkecuali.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Seberat apapun masalah yang datang, serumit apapun persoalan yang dihadapi jangan pernah memilih menyelesaikan dengan jalan keluar yang bertentangan dengan syariat Allah SWT. Demikian juga jangan mengambil jalan pintas berdasarkan nafsu dan kepentingan diri sendiri/ kelompoknya, diluar apa yang sudah ditetapkan dan digariskan dalam sebuah ketetapan dan keputusan. Dan ketaatan terhadap keputusan itu, juga merupakan ujian tersendiri.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Oleh karena itu Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar terkait dengan <em>sami’na wa atho’na</em> di surat lain, yaitu surat al-Baqarah ayat 285, beliau menjelaskan,” { وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ } Ummat ini adalah ummat yang mengikuti perintah, maka ketika Alllah datangkan kepadanya akal sehat yang menunjukkan kepada kebenaran Rasul-Nya dan kebenaran kitab-Nya, maka sesungguhnya ummat ini tidak akan membantah dalil-dalil yang didatangkan kepada mereka dengan akal yang mereka punya, justru mereka akan mendengarnya dan taat kepadanya”.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Kita menyadari bahwa, seorang pemimpin dalam mengambil keputusan, sudah barang tentu mempertimbangkan berbagai aspek. Menyelaraskan dengan visi, misi, tujuan dan jatidiri organisasi. Mendengarkan berbagai pihak yang berkompeten. Berdasarkan data kualitatif dan kuantuitatif. Terlepas faktor subyektifitas <em>(like or dislike)</em>. Juga melalui serangkaian laku ruhiyah dengan meminta petunjuk kepada Allah ta’ala termasuk melalui shalat isthikarah. Sampai kemudian sebuah keputusan itu diambil.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Seorang kawan baik dalam diskusi di WAG menyampaikan data yang menarik. Saat meneliti untuk kepentigan tesisnya, dengan sampel 10 lembaga, didapatkan data sekitar 80-85% rata rata anggota sebuah organisasi yang taat terhadap keputusan pimpinan. Menurutnya tidak ada yang 100%, kecuali yang benar-benar militan, itupun tidak bisa persis seratus persen.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Dia memberi contoh ketaatan santri dalam sebuah pesantren yang memang dituntut untuk <em>sami’na wa atho’na </em>dengan kiainya. Akan tetapi santri yang tidak sefaham dengan aturan pesantren dan kiainya, dia bakal taat dan akan pergi sebelum proses persantriannya selesai.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Alasan ketidaktaatan itu, masih berdasarkan penelitian kawan tadi, selain berbagai hal yang disebutkan di atas, juga adanya realitas yang berbicara bahwa seringkali pimpinan dilihat oleh anggota adalah adanya kekurangan, kelemahan bahkan keburukannya. Sehingga menyebabkan ketidakpercayaan atas keputusan yang diambil. Apapun itu bentuknya. Padahal bisa jadi semua penilaian anggota itu didorong faktor subyektifitas semata, dan tidak berdasar data serta fakta yang memadai.</p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;">Dengan demikian maka, tugas dari yang dipimpin (anggota) selanjutnya adalah senantisa berusaha mentaati dan menjalankan setiap keputusan itu. Dengan memegang teguh prinsip <em>sami’na wa atho’na ini.</em> Sehingga berdasar berbagai penjelasan di atas, akan membawa kepada keharmonisan dan keberlangsungan sebuah organisasi/ jama’ah dan akan mendapatkan keberuntungan dan kemenangan dikemudian hari. Dan inilah yang dicontohkan dan dipraktikkan dengan indah oleh Rasulullah beserta sahabatnya. Demikian juga contoh implementasi di berbagai organisasi apapun bentuk dan besarnya di muka bumi ini. <em>Wallahu a’lam.</em></p><p style="background-color: white; font-family: Ubuntu, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 10px;"><strong>Asih Subagyo│</strong><em>Senior Researcher Hidayatullah Institute</em></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-90986641767582060902022-12-09T01:54:00.001-08:002022-12-09T02:04:22.206-08:00SELF LEADERSHIP<p><span face="Nunito, sans-serif" style="box-sizing: border-box; font-size: 18px;"><i style="box-sizing: border-box;">Self leadership</i> atau kepemimpinan diri adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja untuk mempengaruhi perasaan, pemikiran, dan tindakan diri sendiri hingga mencapai tujuan akhir yang diharapkan, </span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Konsep kepemimpinan diri ini tidak dapat Anda kuasai secara kebetulan. Dibutuhkan usaha, latihan, dan kesungguhan, untuk melatih </span><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box;"><i style="box-sizing: border-box;"><span style="box-sizing: border-box;">self leadership</span></i></span><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"> dalam diri. Sangat sulit untuk menjadi pemimpin yang kredibel dan otentik ketika Anda tidak menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri. </span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"></span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan diri. Yuk simak beberapa tips meningkatkan <i style="box-sizing: border-box;">self leadership</i> di bawah ini!</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 22px; font-weight: 500; line-height: 30px; margin: 20px 0px 10px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">1. Own Your Mind and Feeling</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"></span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Sadari bahwa pikiran dan perasaan Anda adalah milik Anda sendiri. Sebagai pemilik, tentunya Anda juga harus bisamengontrol perasaan dan pikiran </span><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"> yang dimiliki. Saat Anda mampu untuk mengontrol pikiran dan perasaan, Anda akan sekaligus dapat mengontrol aksi dan reaksi </span><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"> Anda terhadap suatu masalah yang sedang Anda hadapi.</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 22px; font-weight: 500; line-height: 30px; margin: 20px 0px 10px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">2. Purpose</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Tentukan <i style="box-sizing: border-box;">goals</i> dan tujuan hidup yang ingin Anda capai. Setelah menentukan <i style="box-sizing: border-box;">goals</i>, temukan alasan dibalik target yang akan Anda tuju tersebut. Semakin kuat alasan yang Anda miliki dibalik hal-hal yang ingin Anda capai, maka semakin besar Anda berusaha mengendalikan diri agar mampu mencapai tujuan tersebut.</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 22px; font-weight: 500; line-height: 30px; margin: 20px 0px 10px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">3. Self Awareness</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;">Self awareness <span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"> berarti mengenali diri Anda sendiri, termasuk kekuatan dan kelebihan yang Anda miliki. Jangan lupa untuk mengenali karakter dan <i style="box-sizing: border-box;">personality</i> yang Anda miliki, karena ini akan mempengaruhi cara berpikir dan tindakan Anda.</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 22px; font-weight: 500; line-height: 30px; margin: 20px 0px 10px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">4. Self Efficacy</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"></span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Milikilah keyakinan yang tinggi atau <i style="box-sizing: border-box;">self efficacy</i> berarti Anda yakin bahwa <i style="box-sizing: border-box;">goals </i>dan tujuan yang Anda buat bisa Anda capai dan dapatkan. Untuk itu, tumbuhkan keyakinan yang kuat terhadap keputusan-keputusan yang akan Anda ambil.</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 22px; font-weight: 500; line-height: 30px; margin: 20px 0px 10px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">5. Action and Impact</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Lakukan aksi yang bertujuan untuk mewujudkan apa pun langkah-langkah yang perlu sehingga Anda bisa mencapai <i style="box-sizing: border-box;">goals</i>. Kemudian lakukan evaluasi terhadap setiap hasil kerja yang dilakukan dan perbaikan apa yang diperlukan untuk menjadi lebih baik.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Pastikan pula Anda memberikan yang terbaik dalam mewujudkan aksi sehingga dapat mencapai suatu dampak yang positif untuk diri sendiri dan lingkungan di sekitar Anda. </span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;"></span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">Setelah memahami 5 hal di atas, sekarang saatnya Anda untuk mulai menjalankannya. Yuk mulai dari membuat daftar hal-hal yang terjadi di hari ini, tambahkan juga catatan tentang aksi dan reaksi yang terjadi serta bagaimana aksi dan reaksi yang seharusnya Anda jalankan!</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Nunito, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1rem; margin-top: 0px;"><span style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black;">===</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-43347303057092062362022-12-03T14:37:00.005-08:002022-12-03T14:51:18.554-08:00Kata-kata mutiara dalam bahasa Inggris<pre class="tw-data-text tw-text-large tw-ta" data-placeholder="Terjemahan" dir="ltr" id="tw-target-text" style="background-color: #f8f9fa; border: none; color: #202124; font-family: inherit; font-size: 28px; line-height: 36px; margin-bottom: -2px; margin-top: -2px; overflow-wrap: break-word; overflow: hidden; padding: 2px 0.14em 2px 0px; position: relative; resize: none; unicode-bidi: isolate; white-space: pre-wrap; width: 270px;"><span class="Y2IQFc" lang="en"><b>Pearls of Wisdom in English</b></span></pre><p><b><br /></b></p><p><b>Do you know what real beauty is?</b></p><p>Real beauty is not all about having a pretty face, it also about having a pretty heart and pretty mind.</p><p>===</p><p><b>What is life? </b></p><p>Life is journey between B and D,</p><p>B = Birth</p><p>D = Death</p><p>but C is in between. And what is this C?</p><p>C is a choice. </p><p>Want to suffer? Suffer. Don't feel hurt? </p><p>You have a choice to suffer or not to suffer. Get or not to get hurt.</p><p>You have a choice. Take your choice. And live life happily</p><p>===</p><p><b>Three things about being a good person:</b></p><p>1. Be a good person to make your self happy, not others.</p><p>2. Being a good person does't mean that allways good thing will hapend to you, but one day what you did will come back to you. </p><p>3. When you be good you don't lose people, but people lose you. </p><p>===</p><p>When you lose your money, you lose nothing.</p><p>When you lose your health, you lose something</p><p>When you lose your character, you lose everything.</p><p>===</p><p><b>Don't speak negative yourself even as a joke.</b></p><p>Your body does't know the difference.</p><p>Words are energy.</p><p>Change the way you speak about your self.</p><p>And you can change your life.</p><p>===</p><p><b>Life isn't meant to be easy.</b> </p><p>It is meant to be lived. Sometimes happy. And other time rough. But every up and down in life, you must learn a lesson. And it will you make strong.</p><p>===</p><p><b>Never blame anyone in life:</b></p><p>The good people, give you happiness.</p><p>The worst people, give you a lesson.</p><p>The best people, give you memories.</p><p>===</p><p><b>Listen:</b></p><p>Nobody is perfect</p><p>We make mistakes</p><p>We say wrong things</p><p>We do wrong things</p><p>We fall</p><p>We get up</p><p>And we move on</p><p>And just remember:</p><p>That is what life is.</p><p>===</p><p><b>There is a purpose for everyone you meet:</b></p><p>Some people come into your life to test you.</p><p>Some to teach you.</p><p>Some to use you.</p><p>And, some to bring out the very best in you.</p><p>===</p><p>You can buy a house, but not a home.</p><p>With money, you can buy a clock, but not time.</p><p>With money, you can buy a bed, but not sleep.</p><p>With money, you can buy food, but not appetite.</p><p>With money, you can buy a doctor, but not good health.</p><p>With money, you have can insurance, but not safety.</p><p>And this is the problem that we all have. There are things that you can not buy with material wealth, with money.</p><p>===</p><p><b>Keep that amazing kindness in your heart forever. </b></p><p>Help people, smile often, and don't let someones bad behavior to ruin your inner peace. Because this whole world need more good people like you </p><p>===</p><p><b>Three peices of wisdom that can change you life</b></p><p>1. Make peace with your past. So it won't disturb your present.</p><p>2. Don't compare with others. Comparation is the thief of joy.</p><p>3. The only person who is incharge of your happiness Is You.</p><p>===</p><p><b>Life is short. </b></p><p>We don't know when we will die. It doesn't matter, how long we live in this life. What matters the most is how we lived our life. You've to be kind, be generous and be humble. Because it adds values to your life.</p><p>===</p><p><b>You know what nothing is permanent. </b></p><p>So don't stress your self too much. Because no matter how the bad the situation is. It will change and you gonna be ok. </p><p>===</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-38483473628033121962022-11-11T15:38:00.007-08:002022-12-03T14:47:14.182-08:00INDAHNYA KEBERSAMAAN<p> </p><p class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%;">INDAHNYA
KEBERSAMAAN<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Manusia adalah makluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><a name="_Hlk119127235"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Allah subhanahu wa ta’ala </span></a><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">menciptakan
manusia beraneka ragam dan berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yang kuat , ada
yang lemah, ada yang kaya, ada yang miskin dan seterusnya. Allah subhanahu wa ta’ala
menciptakan manusia dengan keahlihan dan kepandaian yang berbeda-beda pula.
Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil
manfaat. Orang kaya tidak dapat hidup tanpa orang miskin yang menjadi
pembantunya, pegawainya, sopirnya, dan lainnya. Demikian pula, orang miskin
tidak dapat hidup tanpa orang kaya yang pekerjaannya dan mengupahnya, demikian
seterusnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Abdullah bin Dinar meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallah
anhuma, dia berkata, ”Rasulullah shallallahu alahi wa sallam berkhotbah di
hadapan kami. Di antaranya beliau bersabda,<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><i><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">”Kalian wajib bersama dengan al-jamaah dan
berhati-hatilah kalian dari perpecahan. Sesungguhnya, setan bersama orang yang
sendirian, sedangkan dari orang yang berdua, dia lebih jauh. Barang siapa yang
menginginkan tengah-tengahnya (yang terbaliknya) surga, hendaknya dia bersama
jamaah. Barang siapa yang kebaikan-kebaikannya mengembirakan dia dan
kejelek-kejelekannya menyusahkan dia, dia adalah seorang mukmin.”</span></i><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Kebersaaan itu memang indah, banyak persoalan yang akan
lebih mudah di-selesaikan. Sebaliknya bila kebersamaan terkoyak dan pahit
rasanya akan banyak pengorbanan yang dibutuhkan untuk merajutnya kembali.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Manusia adalah makhluk sosial, yang berarti manusia
saling membutuhkan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Tidak ada
kebahagiaan yang lebih terasa selain dari pada kebersamaan bersama orang lain
baik itu bersama keluarga, sahabat,<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>kolega dan orang yang paling kita kenal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Namun demikian kebersamaan di dalam masyarakat yang
memiliki latar belakang bermacam-macam akan sulit dicapai apabila perbedaan dan
penghalang dalam mencapai kebahagiaan itu tidak disiasati dengan
sebaik-baiknya. Karena itu cara yang tepat untuk menciptakan kebahagiaan adalah
dengan mengelola perbedaan yang ada dengan bersikap saling menghargai perbedaan
yang ada.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Dalam kondisi seperti ini maka pengendalian hati menjadi
penting untuk terciptanya kebersamaan. Kalau kita mau berupaya keras untuk pengendalian
hati insya Allah akan sangat mudah tercapainya kebersamaan. Cara yang paling
ampuh mengendalikan hati adalah adanya kesiapan untuk menerima Zat Yang Maha
Kuasa yang mampu mengendalikan hati. Dalam surah Al-Anfaal (8) ayat 63 Allah
berfirman:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><i><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">”Dan Allah lah yang menyatukan hati kalian, seandainya
kalian menginfakkan semua yang ada di bumi, tidak mungkin kalian bisa
mempersatukan hati, karena Allah lah yang menyatukan hati mereka”</span></i><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV;">Dapatkah kita mencari solusi untuk mengatasi masalah yang
kita hadapi bersama? Mencoba menembus batas penghalang yang menjadi kendala,
hanya kepada Nya kita berdoa, semoga Allah mendengar pinta kita...bersama kita
bisa...bersama kita berupaya..Semoga Allah subhanahu wa ta’ala berkenan
mengijabah doa kita, semoga senantiasa tercipta KEBERSAMAAN di antara kita...Aamiin
Ya Rabbal Alamiin.<o:p></o:p></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-85468534728004883272022-10-15T13:56:00.003-07:002022-10-15T13:56:30.502-07:00REUNI AJANG SILAHTURAHMI<p>Reuni adalah ajang silahturami. Demikian juga reuni emas yg akan digelar nanti di Jogja tempat kita pernah menuntut ilmu. Senang rasanya bisa ketemuan lagi dengan kawan lama dan ingin merajut kembali tali silahturahmi ini menjadi "pasaduluran sak-lawasé". </p><p>Pentingnya menjalin tali silahturahmi tertuang dalam firman Allah SWT yg artinya sbb:</p><p>"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri."(QS An-Nisa Ayat 36)</p><p>Pada surat An-Nisa ayat 36 disebutkan tentang pentingnya bersilaturahmi. Bahkan, perintah tersebut berdampingan dengan perintah untuk bersujud kepada Allah SWT.</p><p>Rasulullah SAW sendiri menyebutkan betapa pentingnya menjalin tali silaturahmi.</p><p>"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ingin dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahmi." (HR. Bukhari)</p><p>Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa silaturahmi merupakan salah satu pertanda keimanan. Orang-orang yang beriman diperintahkan untuk menjaga silaturahmi, Allah sangat membenci pemutus tali silaturahmi.</p><p>"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Abu Hurairah)</p><p>Allah SWT sangat menyukai hambanya yang suka menjaga silaturahmi. Disebutkan dalam satu hadits, Allah SWT akan dekat kepada manusia yang ramah dan penuh perhatian kepada saudaranya.</p><p>Menyambung tali silaturahmi juga bermakna menegakkan agama. Silaturahmi adalah ajaran Islam yang menunjukkan pentingnya hubungan antara sesama manusia.</p><p>Mengenai hal tersebut, Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa ayat 1 yang artinya berbunyi:</p><p>"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."</p><p>Itulah pentingnya silaturahmi berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. Untuk itu, jagalah tali silaturahmi baik dengan saudara maupun sesama muslim.</p><p>Mari kita sukseskan reuni emas kita nanti sebagai ajang silahturami, bertekat menjadi benar² paseduluran sak-lawasé. InsyaAllah. 🙏</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-6058459448962315252022-10-10T07:38:00.002-07:002022-10-10T07:40:51.636-07:00RINDU ROSUL SAW<p> RINDU ROSUL SAW</p><p><br /></p><p>"Ya Rasul, Apakah sudah waktunya untuk Iqomat?" tanya Bilal ke Rasulullah. Rasulullah mengangguk.</p><p>Bilal pun Iqomat. Sholat berjamaah dilakukan. Rasulullah yang jadi Imamnya. </p><p>Tapi suatu hari kebiasaan bilal adzan dan Iqomat hanyalah menjadi kenangan. Kenangan yang membangkitkan kesedihan. Sejak Rasulullah wafat, Bilal tak pernah adzan lagi. Bilal sudah mencobanya tapi tak bisa. Mulutnya tercekat, suaranya hilang ketika tiba di kata "Muhammad"</p><p>Tak tahan dengan segala kenangan. Bilal pun pergi meninggalkan Madinah. Mungkin begitulah cara mengobati kesedihan. Karena bukan kehilangan yang berat tapi kenangan. </p><p>Lama Bilal pergi. Hingga kepemimpinan berganti. Dari Abu Bakar ke Umar. Umar rindu dengan adzan Bilal. Umar pun menemui Bilal yang kini telah tinggal di Syam. Umar merayu Bilal agar kembali lagi dan adzan lagi. </p><p>Mata pria berkulit hitam, legam dan kekar itu berkaca-kaca. Air mata deras menetes di pipinya. Dengan suara lirih dia berkata, "Aku tak bisa, Umar. Aku tak akan mampu melakukannya lagi."</p><p>Umar sampaikan bahwa penduduk Madinah merindukan Bilal. Mereka ingin mendengarkan adzan Bilal. </p><p>Sekali lagi Bilal berkata lirih,"aku tak akan sanggup Umar." Air mata kian deras mengalir di pipinya. Sesekali, Bilal memejamkan mata. Dia tarik napasnya dalam-dalam.</p><p>"Tapi, muslim di Madinah sedang membutuhkanmu, Bilal. Mereka ingin mendengarkanmu mengumandangkan adzan. Mereka rindu suaramu. Mereka rindu lantunan adzanmu, wahai muadzin Rasulullah!" kata Umar memohon. </p><p>Mata Bilal kian berkaca-kaca. Dia menangkap harapan Umar yang begitu besar agar dia mau mengumandangkan adzan lagi di Madinah. Apalagi Umar sampai menempuh jarak yang begitu jauh dari Madinah ke Syam. </p><p>Namun, berat bagi Bilal. Dia tak sanggup menanggung rindu teramat dalam jika mengingat Madinah dan mengumandangkan adzan. Bilal tak mampu menanggung rasa rindu terhadap Rasulullah yang teramat berat. Rindu itu berat. Ya sangat berat bagi Bilal. </p><p>Umar pulang dengan tangan hampa. Bilal tetap tak mau pulang ke Madinah. Malam hari dalam tidurnya Bilal mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Dalam mimpi tersebut, Rasulullah menyapa Bilal, "Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?"</p><p>Bilal pun terbangun, tanpa berpikir panjang ia segera mempersiapkan perjalanan ke Madinah. Sambil merasakan kerinduan yang teramat dalam dan besar, Bilal pergi untuk menziarahi makam Rasulullah SAW.</p><p>Di Raudhah, Bilal tak mampu lagi menahan haru. Dia menangis, rindu pada Rasulullah SAW, Lelaki yang telah meninggikan derajatnya. Saat itulah datang dua pemuda yang mulai beranjak dewasa menemui Bilal bin Rabbah, yang matanya sembab karena tangis.</p><p>Mereka berdua adalah cucu kesayangan Rasulullah, yakni Hasan dan Husein. Bilal yang semakin termakan usia, mencoba memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut.</p><p>Dan Husein berkata kepada Bilal, "Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek."</p><p>"Baiklah, aku akan melakukannya" Jawab Bilal. Bagaimana mungkin Bilal akan menolak permintaan cucu kesayangannya Rasulullah ?</p><p>Tatkala waktu sholat tiba, Bilal naik ke tempat dahulu ia terbiasa mengumandangkan adzan pada masa Rasulullah masih hidup. Ia mengambil nafas dalam-dalam, kemudian suara merdunya yang sangat khas itu terdengar kembali. Dihempas oleh angin padang pasir ke seluruh penduduk Madinah.</p><p>Ketika lafadz "Allahu Akbar..." dikumandangkan oleh Bilal, mendadak seluruh Madinah senyap. Segala kegiatan terhenti. Semua orang terkejut. Suara yang telah bertahun-tahun hilang, dan begitu dirindukan itu, telah kembali. Suara yang mengingatkan pada sosok Rasulullah nan agung.</p><p>Suara lantang sang "Muadzin Rasul" menggema ke semua penjuru kota. Seketika orang-orang yang mendengar lantunan adzan itu terdiam. Mereka terhenyak, serasa kembali ke masa Rasulullah. Dan bertanya "Apakah Rasulullah kembali?"</p><p>Saat Bilal mengumandangkan lafadz "Asyhadu anlaa ilaha illallah," seluruh warga Madinah berlarian ke arah sumber suara itu, sambil berteriak histeris. Sewaktu Bilal sampai pada lafadz "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah..." Suaranya yang menggema menjadi terdengar parau. Dadanya bergetar, dan hatinya bergemuruh penuh kerinduan. Bilal terisak menyebutkan nama orang yang paling dirindukannya.</p><p>Air matanya mengalir begitu saja, sambil terlintas sebuah kenangan dalam ingatan Bilal, yang teringat sosok Rasulullah SAW. Semua ingatan itu, membuat Bilal tak sanggup melanjutkan adzan pada lantunan lafadz tersebut.</p><p>Di atas menara Nabawi, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Suasana itu kemudian membuat seantero Madinah pecah oleh tangisan.</p><p>Sang Khalifah Umar bin Khattab, menangis paling keras di antara yang lain. Mereka semua menangis, teringat masa-masa indah ketika Rasulullah masih ada bersama mereka.</p><p>Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad....</p><p>Moga kelak kita bisa berjumpa dg yg tercinta rosul SAW</p><p>Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.. Al-Fatehah.. </p><p>Allohuma sholii alaa Muhammad.. wa alaa ali sayyidina Muhammad...</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-26192710730853705442022-05-23T11:49:00.001-07:002022-05-23T11:49:56.761-07:00Rekening Gaib<div>9 Rahasia REKENING GAIB sepanjang masa:</div><div><br></div><div>1. Yang pertama, belilah sarung atau mukena. Lalu sedekahkanlah di masjid yang ramai di sekitar kota Anda yang Anda tahu. Maka setiap kali orang memakai sarung atau mukena yang Anda sedekahkan ini, maka pahala orang yang sholat ini pun juga akan mengalir kepada Anda selama sarung dan mukena ini dipakai. </div><div><br></div><div>2. Yang kedua, berikanlah sumbangan kepada masjid yang sedang direnovasi atau dibangun. Nggak perlu harus besar, kecil pun tak masalah yang penting Anda menjadi bagian darinya. Bisa nyumbang biaya per meternya, atau beliin 1 kardus keramiknya, 1 sak semennya bahkan 1 keran pun tak jadi soal. Maka selama masjid ini berdiri dan dipakai untuk sholat, pahala pun akan terus mengalir untuk Anda. </div><div><br></div><div>3. Yang ketiga, belilah Al Quran. Lalu letakkan di masjid-masjid atau di rumah-rumah tahfidz. Hadiahkan Qur’an ini. Maka selama Qur’an ini terus dibaca, berharaplah setiap hurufnya akan menjadi pahala bagi Anda juga. </div><div><br></div><div>4. Yang keempat, bersedekahlah kepada sekolah atau madrasah yang mengajarkan Qur’an. Salah satu alasan kenapa saya mendirikan sebuah TPA dan TK adalah karena di dalamnya Qur’an diajarkan. Dan setiap kali Qur’an dihapalkan oleh anak-anak, hingga nanti dia dewasa </div><div>menggunakannya dalam sholatnya, insyaallah, saya pun akan mendapatkan pahalanya. Karena terhitung sebagai pembuka jalan kebaikan. </div><div><br></div><div>5. Yang kelima, tanggunglah kehidupan seorang yatim. Jika Anda berani dan mampu maka tanggunglah kehidupan seorang yatim. Ini seperti membeli nyawa kedua. Mungkin kita akan lebih dulu tua dan meninggal. Maka saat itu terjadi, sementara anak yatim yang pernah kita asuh masih tumbuh. Seluruh amal kebaikannya pun akan menjadi wasilah bagi bertambahnya hitungan amal kita pula. Kalau belum punya cukup kemampuan, minimal bayarin SPP bulanannya di sekolah. </div><div><br></div><div>6. Yang keenam, tanggunglah makan seorang guru atau ustadz. Seorang guru yang mengajar setiap hari dengan ikhlas, mengajarkan kebaikan ke banyak anak sepanjang hidupnya. Jika kita ikut berbakti menanggung kehidupannya, maka kita pun akan memiliki rekening amal seperti yang guru tersebut punya. Karena kita adalah yang ikut membantu beliau untu terus mampu memperpanjang nafas dakwahnya. </div><div><br></div><div>7. Yang ketujuh, tanamlah sebuah pohon. Menanam pohon akan sangat bermanfaat. Apalagi jika pohon ini mampu hidup ratusan tahun. Selain membantu menyediakan oksigen, barang siapa yang berteduh di bawahnya pun akan terhitung menjadi catatan amal kebaikan kita. ini seperti memiliki pohon amal yang tiap saat bisa dipetik tanpa mengenal musiman. </div><div><br></div><div>8. Yang kedelapan belilah kursi roda. Lalu sedekahkanlah ke klinik atau rumah sakit atau panti jompo. Maka setiap kali kursi roda ini termanfaatkan. Bisa Anda bisa bayangkan amalanamalan baik ini pun akan terus mengalir untuk Anda. </div><div><br></div><div>9. Yang kesembilan, yang paling murah diantara semuanya. Sebarkanlah ini jika Anda merasa bahwa ini bermanfaat. Maka apapun perbuatan baik yang akan lahir setelah orang membaca artikel ini, semoga itu pun menjadi catatan amal kebaikan Anda. Karena lewat membagikannya, Anda sudah menjadi pembuka jalan kebaikan dan menunjukkan jalan kebaikan kepada orang lain. Itulah bonus terakhir yang bisa saya berikan untuk Anda. Saya harap ilmunya benar-benar Woow untuk Anda semua dan yang lebih penting, ini semua bisa bekerja untuk Anda. tentu hanya jika Anda mau melakukannya dengan serius dan konsisten. Terima Kasih.. dan semoga bermanfaat. Salam dari saya untuk keluarga Anda di rumah..</div><div><br></div><div>Jika anda ingin segera ditolong Allah,</div><div>lakukan segera action... Bismillah 😇</div><div><br></div><div>BarokAllahu fii’kum ...</div><div><br></div><div>(Copas dari PPA Pola Pertolongan Allah)</div><div>#SemogaBermanfaat </div><div>#MotivasihijrahSahabathijrahSemangatberhijrah</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-38419325592235455462022-05-07T06:03:00.001-07:002022-05-07T06:03:59.581-07:00GAPGAP TEKNOLOGI<div>*G A P T E K ..*</div><div>●○●○●○●○●</div><div>Mengapa banyak diantara kita (lansia) memilih jadi GAPTEK.</div><div><br></div><div>🙏🙏🙏</div><div><br></div><div>SEORANG pria muda telah menghabiskan waktu 1 jam di bank bersama bosnya hanya untuk mentransfer sejumlah uang.</div><div>Pria itu tidak bisa menahan diri & bertanya.</div><div>''Bos, kenapa tidak mengaktifkan internet banking..?"</div><div><br></div><div>_"Mengapa aku harus melakukan itu..?''_,tanya si bos.</div><div><br></div><div>''Nah, Bos tidak perlu menghabiskan waktu 1 jam di sini untuk melakukan hal-hal seperti mentransfer uang. Bos bahkan bisa melakukan belanja online. Semuanya akan sangat mudah..!!''</div><div><br></div><div>Pria itu, jadi sangat bersemangat untuk membujuk bosnya beralih ke dunia internet banking.</div><div><br></div><div>Lalu bos kembali bertanya, _''Jika saya melakukan itu, saya tidak perlu keluar rumah..?"_</div><div><br></div><div>''Ya, ya'..!!" ,jawab pria itu.</div><div><br></div><div>Ia menjelaskan kepada bos, bagaimana barang-barang kelontong bisa dikirim sampai di depan pintu rumah sekarang & bagaimana Amazon ataupun toko2 online bisa memberikan segalanya..!</div><div><br></div><div>Tapi, jawaban bos membuat pria itu bungkam.</div><div><br></div><div>Bos berkata ...</div><div>_*''Sejak aku memasuki bank hari ini, aku telah bertemu dengan 4 orang temanku."*_</div><div>*_"Aku mengobrol sebentar dengan staf yang mengenalku dg baik sekarang"_*</div><div>*_"Kamu tahu aku ini hidup sendiri. Inilah waktu bertemu teman yang aku butuhkan."_*</div><div>*_"Aku bersemangat & bersiap-siap datang ke bank. Aku menyediakan cukup waktu._*</div><div>*_Itu adalah sentuhan fisik yang aku idamkan._*</div><div><br></div><div>*_Dua tahun lalu waktu aku sakit._*</div><div>*_Pemilik toko tempat aku membeli buah, datang menjengukku & duduk di samping tempat tidurku bahkan menangis._*</div><div><br></div><div>*_Saat istriku jatuh beberapa waktu lalu saat berolahraga jalan pagi, tukang kelontong setempat melihatnya & segera membawa mobilnya untuk mengantar istriku pulang saat dia tahu di mana kami tinggal._*</div><div><br></div><div>*_Apakah aku bisa mendapatkan sentuhan manusia seperti itu jika semuanya dilakukan dengan online?_*</div><div><br></div><div><br></div><div>*_Hal ini menciptakan ikatan atau hubungan sesama..._*</div><div>*_RELASI.._*</div><div><br></div><div>*_Apakah Amazon, onlineshop2 juga bisa memberikan semua ini..???_*</div><div><br></div><div>✍️✍️✍️</div><div>*_Technology isn't a life, spend time with people._*</div><div>*_Not with devices ???_*</div><div><br></div><div>_Teknologi bukanlah kehidupan. Luangkan waktu bersama dengan manusia._</div><div>_Bukan dengan perangkat canggih._</div><div>_Atau Anda akan menyesal selamanya._</div><div><br></div><div>Karena waktu tidak akan pernah kembali.</div><div>Selagi masih bisa dan ada waktu.</div><div>Mari kita menyapa, menghargai orang-orang di sekeliling kita yang kita jumpai setiap hari.</div><div><br></div><div>🌠🌠💜</div><div>#semoga bermanfaat</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-63529636021746573752022-05-06T20:17:00.001-07:002022-05-06T20:17:39.195-07:00Pensiunan<div>Senyum pagi ... 😊</div><div>*Pensiunan Tua ... Koq Dilawan !!!*</div><div><br></div><div>```Seorang wanita tua pensiunan masuk ke bank dan bilang ke teller sambil menyodorkan kartu debetnya :</div><div>"Saya mau mengambil uang saya"</div><div><br></div><div>Teller muda yg cantik bertanya : "Baik, berapa banyak Bu..?"</div><div><br></div><div>Ibu Pensiunan : </div><div>"Rp.100,000,--"</div><div><br></div><div>Teller :</div><div>"Penarikan dibawah Rp.1 juta silahkan memakai ATM dipojok sana.."</div><div><br></div><div>Ibu Pensiunan :</div><div>"Saya gaptek, gak tahu caranya, kenapa gak bisa menarik uang dari sini saja..?"</div><div><br></div><div>"Itu sudah peraturannya Bu." jawab si Teller dengan ketus "Kalau tidak ada lagi yang mau disampaikan, silahkan minggir. Dibelakang ibu sudah ada yang mengantri."</div><div><br></div><div>Si ibu tua itu terdiam, kemudian berkata : </div><div>"Kalau begitu saya mau menarik semua uang saya di rekening ini" katanya sambil menyodorkan lagi kartu debetnya.</div><div><br></div><div>Teller men-check rekening tersebut dan kaget waktu melihat ternyata isi rekening itu Rp.500juta. </div><div>Teller berkata kepada si ibu tua (kali ini dengan wajah lebih ramah) : </div><div>"Ibu, rekening ibu isinya Rp.500juta, kami tidak siap dana sebesar itu saat ini, bisakah Ibu kembali besok, sementara kami akan menyiapkannya ?"</div><div><br></div><div>Ibu Pensiunan bertanya :</div><div>"Berapa jumlah terbesar yg bisa saya ambil hari ini..?"</div><div><br></div><div>Teller :</div><div>"Rp.10juta, Bu"</div><div><br></div><div>Ibu Tua Pensiunan : </div><div>"Baik, saya ambil Rp10 juta saja dulu.."</div><div><br></div><div>Teller segera menyiapkan dan menyerahkan kepada si Ibu tua uang sejumlah Rp.10 juta.</div><div><br></div><div>Ibu itu mengambil selembar Rp.100 ribu dari tumpukan uang tersebut dan mengembalikan ke Teller sambil berkata :</div><div>"Sekarang saya mau menyimpan ke rekening saya uang sejumlah Rp.9,900,000,-"</div><div><br></div><div>Teller itu terdiam dan orang-orang yg mengantri dibelakang si ibu tua bertepuk tangan.. </div><div>👏👏👏 😃😄😁</div><div><br></div><div><br></div><div>Moral of story :</div><div>"Jangan mempersulit para pensiunan yg sudah tua, mereka sudah menghabiskan usianya cukup lama untuk mensiasati hidup ini.</div><div><br></div><div>Pensiunan koq dilawan"```</div><div><br></div><div>*Hmmmmmm......* </div><div>🤭.😁.😃.😄</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-61774562423657538562022-05-05T04:50:00.001-07:002022-05-05T04:50:21.921-07:00USIA SENJA<div>Tulisan bagusss. Gak tau siapa penulisnya.</div><div>—————</div><div><br></div><div>*Perlakukan Usia Senja Dengan Baik*</div><div><br></div><div>Musim berganti, tak terasa kita memasuki usia senja.</div><div><br></div><div>Sejak tangisan pertama waktu lahir ke dunia hingga rambut berubah putih, beban perjalanan hidup kita dipenuhi aneka pengalaman duka & suka, pahit & manis, naik & turun. Selanjutnya, bagaimana kita bisa berbahagia di usia senja bergantung pada kondisi fisik & mental kita.</div><div><br></div><div>Kebanggaan & kekecewaan hidup sudah ada di belakang kita. Dan sekarang kita melanjutkan hidup keseharian dengan segala rutinitasnya.</div><div><br></div><div>Jika kita pernah memimpikan kemewahan hidup dunia, kini kita menyadari bahwa kehidupan terindah & paling berbahagia adalah memiliki pikiran yang tenang & hati yang tentram.</div><div><br></div><div>Tak perlu bingung menunggu kunjungan anak cucu. Mereka memiliki kehidupan pribadi yg harus diurus. Mereka seperti gasing yang tak berhenti berputar. Terjepit antara orang tua & anak2. Yang tua seperti matahari senja, yang muda bak matahari pagi. Dan tentu saja yg muda lebih mendapatkan banyak perhatian. Itu sudah hukum alam. Itulah siklus perjuangan hidup anak manusia yang tak seorangpun bisa menyangkalnya. Ingatlah bahwa anak2 kita selalu lebih sibuk daripada kita.</div><div><br></div><div>Dalam hidup entah sebagai suami & istri, atau orangtua & anak. Entah harmonis & intim atau tidak. Masing2 unik & memiliki hidupnya sendiri. Karena itu kita harus belajar mengatasi kesepian dengan menemukan cara menghibur & menyemangati diri sendiri ketika merasa sendirian.</div><div><br></div><div>Dalam mencapai usia senja, kita memiliki harga diri & kemurahan seperti siklus 4 musim. Masing2 memiliki keindahan & kebaikannya sendiri. Tersenyum & nikmatilah tiap fase kehidupan.</div><div><br></div><div>***</div><div>Usia senja adalah awal fase hidup yg baik. Tenang, damai, tidak terburu-buru & sukacita. Kita harus mempertahankan damai sejahtera, tidak terlalu menuntut, lebih legowo & pemaaf. Jangan terlalu GR jika diperhatikan ataupun diacuhkan. Tetap tinggal atau berangkat pergi tidak masalah. Tetaplah tersenyum ketika menyambut hari yg baru & berlakulah baik pada diri sendiri.</div><div>***</div><div><br></div><div>Jujur & tulus membuat persahabatan langgeng. Jangan mengharapkan balas budi atas apa yg diberikan pada orang lain. Membahagiakan orang adalah prestasi hidup yg besar bukan?</div><div><br></div><div>Salam Sehat, Sukses, Damai, Bahagia dan Sejahtera.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-36492308468956559892022-04-28T17:46:00.001-07:002022-04-28T17:46:12.764-07:00GROWING OLD<div>*Saya memilih "Growing old" not "Getting old"*</div><div><br></div><div>Tulisan dari seorang teman yang bagus sekali.</div><div>Ijin sharing ya 🙏🏻😃</div><div><br></div><div>*Getting old or Growing old ?*</div><div>Menjadi tua atau bertambah tua?</div><div><br></div><div>Ketika suatu hari terdapat diskusi hangat antara saya dengan istri. Pada momen itu saya menunjukkan perasaan bahwa saya tersinggung. Istri saya kemudian berkata: “ Sekarang koq mudah tersinggung ya? Itu gejala getting old lho.” Saya kemudian diam sejenak. </div><div>*Cepat tersinggung, marah, kecewa dengan perlakuan orang yang dirasakan kurang menghormati, mau dihargai, tidak mudah lagi bercanda, semua perkara menjadi sangat serius, ini ternyata adalah gejala getting old.*</div><div><br></div><div>*Getting Old* adalah istilah untuk mengatakan bahwa seseorang bertambah tua. Oleh karena itu setiap orang pasti bertambah tua. Getting Old adalah keniscayaan. Banyak orang yang getting old tanpa growing old.</div><div><br></div><div>*Growing old* adalah menjadi semakin matang mengelola emosi, bijaksana dan siap hidup sendiri, banyak kesibukan yang produktif dengan waktu yang dimiliki, pengalaman dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan sendiri.</div><div><br></div><div>*Getting old* ternyata sangat berbeda dengan growing old. Setiap orang tanpa berbuat apa-apa pasti akan getting old, tapi untuk growing old ternyata perlu mempersiapkan diri menghadapi kenyataan sesuai usia untuk lebih bijaksana menghadapi kehidupan.</div><div><br></div><div>*G r o w i n g Old*– perlu pengelolaan emosi, persiapan yang sangat serius dan menyadari perilaku sesuai dengan usia baik cara berfikir maupun kemampuan fisik. Growing old berbeda dengan kekanak- kanakan yaitu seperti merengek, tidak bertanggung jawab, tidak ada komitmen, hanya maunya sendiri. Growing old menanggapi tantangan dengan tabah dan tenang, memberikan yang terbaik sesuai kemampuan dengan ikhlas, kebesaran jiwa serta siap membantu yang tentunya lebih bijak. </div><div><br></div><div>*G e t t i n g O l d*</div><div>membiarkan waktu berlalu, menyesali masa kini dan selalu menyanyikan kidung _“Yesterday – I am not half the man I used to be”_ seperti lantunan the Beatles, glorifikasi masa lalu, dulu saya begini, dulu saya begitu – sekarang hanya lagu. Ini gejala getting old, *menggurui, meremehkan orang, mudah tersinggung.*</div><div>Ini rupanya gejala yang dicurigai oleh istri saya hinggap pada diri saya. </div><div><br></div><div>Menanggapi sinyalemen istri, saya pun mulai berbenah dan memutuskan untuk *growing old*. Nasehat growing old bukan untuk melemahkan semangat dan menerima nasib. Sebaliknya, bangun dan tetap tegak, _grow old, menjadi lebih bijak bukan hanya _getting old_ – menjadi tua. *Sangat tragis kalau menjadi tua tanpa lebih bijak.* Boleh setuju boleh tidak. </div><div><br></div><div>Tua bukan berarti sakit dan berpenyakitan. </div><div>Nikmati hidup dengan fikiran dan fisik yang sehat. </div><div>Tetap aktif dan buat diri berguna, baik di rumah tangga, di keluarga kecil keluarga besar, di lingkungan, mudah”an bisa sampai lingkungan yg lebih besar lagi,</div><div>bermanfaat tidak harus secara materi, bisa tenaga, pikiran, ilmu, nasihat, kasih, perhatian, dll 🙏</div><div><br></div><div>Stay safe dan take care</div><div>Jangan lupa bahagia 😁🙏</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-41409996021538539942022-04-26T23:25:00.001-07:002022-04-26T23:25:49.793-07:00CEK MAKANAN DI FRIZER<div>*Harus ada KOIN di dalam FREEZER sebelum anda meninggalkan rumah dalam waktu yang cukup lama:*</div><div><br></div><div>Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di dalam lemari es selama kita pergi.</div><div>*Jika anda berencana pergi berlibur dan meninggalkan persediaan makanan di lemari es,* maka informasi ini sangatlah penting! Ini adalah trik sederhana untuk memastikan apakah makanan yang anda simpan itu masih layak dikonsumsi setelah pulang atau tidak.</div><div>Karena ada satu hal kecil yang jarang diperhatikan orang. </div><div><br></div><div>Kadang saat kita bepergian, *listrik di rumah padam dalam wakru yang cukup lama*, yang menyebabkan suhu makanan yang disimpan di lemari es tidak terkontrol dan kondisinya membusuk.</div><div><br></div><div>Nah, untuk memastikan apakah makanan tetap membeku selama anda pergi, lakukan trik sederhana ini sebelum meninggalkan rumah: </div><div><br></div><div>*Masukkan segelas air putih ke dalam freezer. </div><div>Setelah air membeku, letakkan koin di atasnya* dan biarkan tetap di dalam freezer.</div><div>Setelah anda pulang dari berlibur, lihat kembali kondisi koin tsb. </div><div><br></div><div>*Jika koin berada di dasar gelas,* maka anda harus segera membuang semua persediaan makanan di dalam lemari es. </div><div>Ini karena listrik di rumah anda pernah padam untuk waktu yang lama sehingga menyebabkan suhu makanan naik kemudian turun lagi setelah listrik kembali normal.</div><div><br></div><div>*Jika koin tetap berada di atas*, itu artinya tidak pernah terjadi pemadaman listrik dan kualitas makanan tetap sebaik sebelum anda pergi. </div><div><br></div><div>*Dan jika koin berada di tengah gelas,* berarti listrik pernah padam sementara dan sebagian makanan mungkin masih segar.</div><div>Dalam hal apapun, jika anda tidak yakin apakah makanan-2 tsb masih aman atau tidak, jangan dimakan.</div><div><br></div><div>*Semoga bermanfaat* 👍🏼👍🏼</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-5718526804546339322022-04-26T10:48:00.001-07:002022-04-26T10:48:39.921-07:00SEJARAH KETUPAT<div>SEJARAH KETUPAT</div><div><br></div><div>Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. </div><div><br></div><div>Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.</div><div><br></div><div>Arti Kata Ketupat.</div><div><br></div><div>Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.</div><div>Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.</div><div>Laku papat artinya empat tindakan.</div><div><br></div><div>Ngaku Lepat.</div><div><br></div><div>Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.</div><div>Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.</div><div><br></div><div>Laku Papat.</div><div><br></div><div>1. Lebaran.</div><div>2. Luberan.</div><div>3. Leburan.</div><div>4. Laburan.</div><div><br></div><div>Lebaran.</div><div>Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. </div><div><br></div><div>Luberan.</div><div>Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.</div><div>Pengeluaran zakat fitrah.</div><div><br></div><div>Leburan.</div><div>Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.</div><div><br></div><div>Laburan.</div><div>Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.</div><div>Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.</div><div><br></div><div>FILOSOFI KUPAT - LEPET</div><div><br></div><div>KUPAT</div><div>Kenapa mesti dibungkus janur? </div><div>Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). </div><div>Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.</div><div>Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.</div><div>Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur). </div><div><br></div><div>LEPET</div><div>Lepet = silep kang rapet.</div><div>Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.</div><div>Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.</div><div><br></div><div>Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam. Umat muslim sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-71279298201863083792022-04-20T20:14:00.001-07:002022-04-20T20:15:50.299-07:00JER BASUKI MAWA BEA<br><div><div class="Viewamp__StyledView-sc-5bl609-0 hqODjW"><div class="sc-1lltya5-0 IQHSy"><div class="Viewamp__StyledView-sc-5bl609-0 kqwOAX"><div class="Viewamp__StyledView-sc-5bl609-0 klpUKJ"><article class="article-content"><p><em>Jer basuki mawa beya</em> merupakan salah satu <a href="https://kumparan.com/topic/filosofi">filosofi</a> dalam <a href="https://kumparan.com/topic/bahasa-jawa">Bahasa Jawa</a>. Pepatah ini seringkali dijadikan semboyan atau motto oleh masyarakat Jawa, khususnya penduduk di provinsi Jawa Timur.</p><p>Ungkapan <em>jer basuki mawa beya</em> memiliki arti “semua keberhasilan membutuhkan biaya”. Jika dijabarkan satu per satu, pepatah tersebut dapat diartikan sebagai berikut:</p><ul><li><p><em>Jer</em>: memang</p></li><li><p><em>Basuki</em>: selamat, berhasil, bahagia</p></li><li><p><em>Mawa</em>: memakai, membutuhkan, memerlukan</p></li><li><p><em>Beya</em>: biaya, dana</p></li></ul><p>Pepatah <em>jer basuki mawa beya</em> sebenarnya tak fokus membicarakan materi. Ungkapan kuno ini justru membahas tentang perjuangan dan pengorbanan untuk meraih tujuan atau cita-cita.</p><p>Biaya yang dibicarakan dalam pepatah ini tak hanya mengacu kepada uang. Biaya tersebut dapat berupa kerja keras, pengorbanan, waktu, pikiran, hingga perjuangan.</p><p>Dengan kata lain, pepatah ini menjelaskan bahwa dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan sebagai harga dari kesuksesan. Tanpa pengorbanan, kita tidak akan bisa meraih tujuan yang diinginkan.</p><p>Pepatah ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika sedang menghadapi tantangan. Ungkapan ini mengingatkan bahwa tantangan yang dialami adalah hal yang biasa. Sebab, tantangan tersebut adalah harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan.</p><p>Oleh karena itu, setiap tantangan yang datang harus disyukuri dan dihadapi dengan ikhlas. Karena, tantangan tersebut akan membawa kita kepada kesuksesan.</p></article></div></div></div></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-13116370536959609432022-04-09T18:02:00.001-07:002022-04-09T18:03:06.691-07:00JANGANLAH BERFIKIR DAN BERPRASANGKA NEGATIP<div><br></div><div>*Berpikir* dan *Berprasangka* _Negatif_ sangat tidak baik *KESEHATAN*. Sebab....</div><div><br></div><div>1. *MARAH* selama _5 menit_ akan menyebabkan *sistem imun* tubuh kita _mengalami_ *depresi* selama _6 jam_.</div><div><br></div><div>2. Memelihara *DENDAM* & menyimpan *KEPAHITAN* akan menyebabkan *imun tubuh* _mati_.. Dari situlah bermula segala _penyakit_, seperti *STRESS, KOLESTEROL, HIPERTENSI*, serangan *JANTUNG, RHEMATIK*, *ARTHRITIS, STROKE* ( _perdarahan / penyumbatan pembuluh darah_ ).</div><div><br></div><div>3. *STRESS*, Jika kita sering _membiarkan_ diri kita *STRESS,* maka kita akan sering mengalami gangguan *PENCERNAAN*..</div><div><br></div><div>4. *KHAWATIR*, Jika sering _merasa_ *KHAWATIR,* maka akan mudah _terkena_ penyakit *NYERI PUNGGUNG*... </div><div><br></div><div>5. Jika mudah *TERSINGGUNG,* maka akan _cenderung_ terkena penyakit *INSOMNIA* ( _susah tidur_ )....</div><div><br></div><div>6. *BINGUNG*, Jika sering mengalami *KEBINGUNGAN*, kita akan terkena Gangguan *TULANG BELAKANG* bagian *BAWAH*....</div><div><br></div><div>7. *KETAKUTAN*, Jika sering membiarkan diri kita merasa *TAKUT* yang *BERLEBIHAN*, akan mudah _terkena_ penyakit *GINJAL*...</div><div><br></div><div>8. *NEGATIVE THINGKING*, Jika suka _berpikiran_ terlalu *NEGATIVE*, akan mudah terkena *DYSPEPSIA* ( _penyakit sulit mencerna_ )...</div><div><br></div><div>9. *EMOSI*, Jika mudah *EMOSI* & cenderung *PEMARAH,* maka _rentan_ terhadap penyakit *HEPATITIS*...</div><div><br></div><div>_"Kenapa bisa demikian?"_</div><div><br></div><div>Karena *80%* orang” yang *sakit* ternyata berawal dari *EMOSI* yang _tidak terkendalikan_.</div><div><br></div><div>Maka jika kita ingin *HIDUP SEHAT*</div><div>Mulailah dengan *menguasai* penuh _diri_ dan _emosi_ kita</div><div><br></div><div>Sumber : *The Healing & Discovering the Power of the Water* </div><div>( _by : Dr. Masaru Emoto_ )</div><div><br></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-45024669202567102512022-04-09T12:23:00.001-07:002022-04-09T12:26:51.105-07:00ISLAM DAN MODERASI AGAMA<div id="undefined-sticky-wrapper" class="mobile-sticky-wrapper mobile-is-sticky"><div class="penci-header-mobile mobile"><div class="penci-header-mobile_container"><div class="site-branding">Apa sih moderasi beragama itu? Untuk menjawab pertanyaan ini maka kita harus mengetahui makna dari moderasi itu sendiri. Moderasi berasal dari bahasa Latin “moderatio”, yaitu ke-sedang-an artinya tidak lebih dan tidak kurang. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan “moderation” yaitu sikap sederhana, sikap sedang. Dalam bahasa Arab, moderasi dikenal dengan kata “wasath” atau “wasathiyah” yang sepadan dengan kata “tawassuth” artinya tengah-tengah, “i’tidal” artinya adil, dan “tawazun” artinya berimbang. Dari semua ungkapan ini maka moderasi merupakan sikap memilih jalan tengah, berusaha adil dan berimbang, dan tidak berlebih-lebihan. Dengan demikian moderasi beragama dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap dan perilaku selalu mengambil poros di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama.<br></div></div></div></div><div id="content" class="site-content"><div id="primary" class="content-area"><main id="main" class="site-main"><div class="penci-container"><div class="penci-container__content penci-con_sb2_sb1"><div class="penci-wide-content penci-content-novc penci-sticky-content penci-content-single-inner"><div class="theiaStickySidebar"><div class="penci-content-post noloaddisqus " data-url="https://www.uin-antasari.ac.id/islam-dan-moderasi-beragama/" data-id="27393" data-title=""><article id="post-27393" class="penci-single-artcontent noloaddisqus post-27393 post type-post status-publish format-standard has-post-thumbnail hentry category-opini penci-post-item"><div class="penci-entry-content entry-content"><p>Sayangnya istilah moderasi beragama ini sering disalahpahami. Moderasi sering diartikan kompromi keyakinan dengan agama lain, tidak sungguh-sungguh dalam beragama, tidak peduli dengan agama sendiri, bahkan dikatakan liberal, dan lain-lain. Padahal moderasi beragama merupakan sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan, menerima perbedaan, serta hidup bersama dalam damai, sehingga tercipta toleransi dan kerukunan.</p><p>Istilah moderasi beragama memang baru di negara kita, namun dalam Islam sikap moderasi ini sudah lama adanya. Istilah moderasi dalam Islam dikenal dengan “wasathiyah”, bahkan umatnya mendapat julukan <em>ummatan wasathan, </em>yaitu menjadi umat pilihan yang selalu bersikap menengahi atau adil. Alquran surah Al-Baqarah ayat 143 menyebutkan: <em>“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas(perbuatan) kamu”</em>.</p><p>Salah satu bentuk moderasi beragama yang ditunjukkan Islam adalah dengan memberikan <strong>kebebasan beragama</strong>. Ini dapat kita lihat pada Pasal 25 Piagam Madinah yang menyebutkan “bagi orang-orang Yahudi, agama meraka dan orang-orang Islam agama mereka.” Pasal ini memberikan jaminan kebebasan beragama. <em>Piagam Madinah adalah suatu Piagam Politik yang dibuat oleh nabi Muhammad Saw tidak lama setelah beliau hijrah ke Madinah, digunakan untuk mengatur kehidupan bersama masyarakat Madinah yang dihuni oleh beberapa macam golongan. Dalam Piagam itu dirumuskan kebebasan beragama, hubungan antarakelompok, dan kewajiban mempertahankan kesatuan hidup bersama</em>.</p><p>Di antara wujud kebebasan beragama itu adalah beribadat menurut agama masing-masing. Dalam kehidupan bersama itu, komunitas Yahudi bebas dalam melaksanakan agama mereka dan Islam menunjukkan toleransi terhadap agama lain. Kebebasan beragama yang ditetapkan dalam Piagam Madinah itu, tampaknya lebih dulu dari turunnya firman Allah: <em>Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingat pada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali agama yang kuat yang tidak pernah putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” </em>(Q.S. Al-Baqarah:256)</p><p>Kebebasan beragama itu tampak pula pada pertemuan tiga agama di Madinah, yaitu agama Islam, Yahudi, dan Nasrani. Dalam suasana kebebasan beragama diadakan dialog dan debat teologis antarpemuka agama dari ketiga agama itu. Pihak Yahudi menolak sama sakali ajaran Isa dan Muhammad Saw, mereka menonjolkan bahwa Uzayr adalah anak Allah. Pihak Nasrani mengemukakan paham trinitas dan mengakui Isa-lah adalah anak Tuhan. Muhammad Saw mengajak manusia mengesakan Tuhan. Kepada kaum Yahudi dan Nasrani, Muhammad Saw., mengajak: “Marilah kita menerima kalimat yang sama di antara kami dan kalian. Bahwa tidak ada yang kita sembah selain Allah. Kita tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun. Tidak pula di antara kita mempertuhan satu sama lain, selain Allah. Pertemuan tiga agama tersebut tidak membawa kepada kesatuan agama. Yahudi dan Nasrani tetap pada pendirian mereka. Muhammad Saw juga tidak memaksa untuk mengubah agama mereka. Muhammad Saw., hanya mengajak mereka meng-Esa-kan Allah.</p><p>Kemudian ketika bulan Januari 630 M atau Ramadhan tahun ke-8 H kota Mekah jatuh ke bawah kekuasaan Islam, dikenal dengan sebutan <em>fath</em> atau penaklukan <em>par excellence</em>. Muhammad Saw. menunjukkan kebesaran jiwa, keluasan pandangan dan sikap kasih sayangnya dengan memberikan amnesti umum kepada seluruh kaum musyrikin Quraisy, termasuk semua pemimpin mereka. Sejalan dengan kebijakan tersebut tidak seorang pun dipaksa masuk Islam. Konversi agama, tampaknya benar-benar diserahkan kepada kesadaran mereka.</p><p>Piagam Madinah yang berlaku pada zaman Rasulullah memuat ketentuan-ketentuan moderasi beragama yang menjadi dasar kerukunan hidup beragama. Artinya, para pemeluk agama yang berbeda harus hidup berdampingan secara damai. Agama yang berbeda tidak menjadi penghalang bagi kerukunan hidup di tengah masyarakat. Baik dalam beribadah sebagai individu maupun dalam berinteraksi sosial sebagai anggota masyarakat, Islam mengajarkan untuk selalu bersikap moderat.</p><p>Islam juga <strong>cinta damai</strong>. Alquran Surah An-Nisa ayat 114 menjelaskan <em>“Tidak ada kebaikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat baik, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”</em> Perdamaian antara orang Islam dan bukan Islam diperbolehkan dengan berdasarkan ketentuan syariat. “Jika mereka merendah untuk berdamai, maka merendahlah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesunguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Anfal: 16). Nabi Saw. sangat giat dalam usaha kepada perdamaian.</p><p><em>“Al-diin al-mu’amalah</em> (Agama adalah interaksi)” demikian Nabi Saw bersabda. Maksud beliau, keberagaman diukur dari interaksi. Semakin baik interaksi seseorang semakin baik pula keberagamaanya. Islam yang juga terambil dari kata yang sama “salam atau damai”, menuntut agar interaksi atau hubungan dengan siapa pun harus dilakukan dengan baik, damai, dan membawa kepada kedamaian. Demikianlah Islam dengan ajarannya sangat menganjurkan adanya kerukunan dan kedamaian di manapun dan kapanpun. Rukun dan damai adalah wujud esensi dari moderasi beragama, dan moderasi beragama atau ”wasathiyah” merupakan esensi dari ajaran Islam.</p><p>Rabiatul Adawiah/Penulis adalah dosen pada Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin.</p></div></article></div></div></div></div></div></main></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-70634167636836844392022-04-08T00:02:00.001-07:002022-04-08T00:02:46.880-07:00KISAH KASIH SAYANG AYAH<div>Assalamualaikum wr wb</div><div><br></div><div><br></div><div>*KISAH KASIH SAYANG AYAH PADA ANAK GADISNYA*</div><div><br></div><div><br></div><div>Di suatu malam seorang Ayah membacakan cerita untuk anak perempuannya. </div><div>Setrlag membacakan cerita, si Ayah bertanya pada anaknya : </div><div>_*"Nak, apa kamu sayang Ayah?"*_</div><div><br></div><div>Si Anak menjawab, *"Tentu saja aku sayang Ayah"*</div><div><br></div><div>Ayahnya tersenyum lalu bertanya, </div><div>_*"Jika begitu, boleh Ayah minta kalungmu?*_</div><div><br></div><div> Lalu si Anak menjawab, *"Ayah, aku sayang Ayah, tapi aku juga sayang sama kalung ini"* </div><div><br></div><div>Lalu Ayahnya berkata, _*"Ya sudah tidak apa2, Ayah hanya bertanya saja"*_</div><div><br></div><div>Si ayah lalu pergi. </div><div>Di malam berikutnya selama 3 hari berturut2, Ayahnya menanyakan hal yang sama & si Anak pun menjawab dengan kata2 yang sama. </div><div><br></div><div>Si Anak berpikir sambil memegang kalung _imitasi_ kesayangannya itu, </div><div>*"Kenapa tiba2 Ayah mau kalung ini? Ini kalung yang paling aku sayangi, kalung inipun pemberian Ayah juga".* </div><div><br></div><div>Malam berikutnya, sang Ayah menanyakan hal yang sama, lalu si anak berkata, </div><div>*"Ayah, Ayah tahu aku sayang sama Ayah & juga kalung ini.* </div><div>*Tapi kalau Ayah mau kalung ini, ya sudah aku berikan ke Ayah"*</div><div><br></div><div>Si Anak memberikan kalungnya & Ayahnya mengambilnya dengan tangan kiri, lalu Ayahnya memasukkan tangan kanannya ke saku kanan & mengambil kalung berbentuk sama namun emasnya asli. </div><div><br></div><div>Ayahnya mengenakannya pada leher anaknya, </div><div>_*"Anakku, sebetulnya kalung ini sudah ada di saku Ayah sejak pertama kali Ayah meminta kalungmu, tapi Ayah menunggu kamu memberikan sendiri kalungmu itu & Ayah gantikan dengan yang lebih baik & indah"*_</div><div><br></div><div>Si Anakpun menangis terharu.</div><div><br></div><div>Seringkali kita merasa اَللّهُ tidak adil. </div><div>Dia yang memberikan tapi kenapa Dia juga yang mengambilnya, kadang kita selalu sakit hati, sedih dan kecewa, tapi tidakkah kita tahu, di saat اَللّهُ mengambil sesuatu yang berharga dari kita, ternyata اَللّهُ punya rencana lain. </div><div><br></div><div>Dia mau menggantikannya dengan yang *LEBIH BAIK* lagi dari apa yang sudah kita miliki sekarang. </div><div><br></div><div>Jadi,</div><div>● Terimalah apapun yang kita alami (bersabar),</div><div><br></div><div>● Berilah apa yang harus kita berikan (beramal),</div><div><br></div><div>● Kembalikanlah apa yg diminta oleh اَللّهُ (ikhlas), dan tetap bersyukur </div><div>maka rejeki akan اَللّهُ lipat gandakan..</div><div><br></div><div>Keep istiqomah...</div><div><br></div><div>*اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*</div><div><br></div><div>Wassalamualaikum wr wb</div><div>🙏🙏🙏</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-40722205827926894902022-02-07T21:32:00.001-08:002022-02-07T21:32:56.737-08:00SITUASI<div>Situasi 1 :</div><div>Suatu hari orang kampung berniat untuk melakukan solat hajat memohon Hujan turun.</div><div>Waktu mau solat banyak orang yang datang berkumpul tetapi hanya seorang anak yang membawa payung. Karena dia yakin doanya akan di kabulkan Allah</div><div>Itulah yang di namakan KEYAKINAN.</div><div><br></div><div>Situasi 2 :</div><div>Bila anda melambung bayi ke udara, dia ketawa sebab dia tahu anda akan dapat menangkapnya.</div><div>Itulah yang dinamakan KEPERCAYAAN</div><div><br></div><div>Situasi 3 :</div><div>Setiap malam ketika kita tidur, tidak ada jaminan kita akan hidup lagi untuk hari esok tetapi kita tetap set alarm untuk kita bangun pada esok hari.</div><div>Itulah yang di namakan HARAPAN</div><div><br></div><div>Teruslah memasang “KEYAKINAN, KEPERCAYAAN dan HARAPAN” kepada Allah Yang Maha Pencipta, Maha Pemberi, dan Maha Penentu segalanya.</div><div>--------------------------------</div><div>Situasi 4 :</div><div>Bila Anda bertemu seorang wanita cantik dan dari keluarga baik2. Anda ingin menikahinya, tetapi wajah Isteri anda selalu muncul di pikiran.</div><div>Itulah yg dinamakan . . . . . . . . </div><div>KETAKUTAN</div><div><br></div><div>Situasi 5 :</div><div>Anda di situasi 4 tapi tetap melamar wanita tersebut.</div><div>Itulah yg dinamakan . . . . . . . . </div><div>KEBERANIAN</div><div><br></div><div>Situasi ke 6 :</div><div>Saat melamar wanita nan cantik itu, tiba2 istri anda muncul.</div><div>Itulah yang dinamakan . . . . . . . . . . .</div><div>KETAHUAN</div><div><br></div><div>Situasi ke 7 :</div><div>Ketika anda pada situasi 6 istri datang dengan anak serta keluarga besar mengizinkan acara tersebut tetap berjalan demi menjaga nama baik anda.</div><div>Itulah yang dinamakan . . . . . . . . . </div><div>KEAJAIBAN</div><div><br></div><div>Situasi ke 8 :</div><div>Setelah anda pulang dan tampak segalanya berjalan dengan baik aman dan tentram istri anda tersenyum sambil menyuguhkan kopi kesukaan anda lalu tiba tiba anda tak sadarkan diri</div><div>Itulah yang dinamakan . . . . . . . .</div><div>KERACUNAN</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-13842180689612862192022-02-01T09:32:00.001-08:002022-02-01T09:32:37.818-08:00MEMAHAMI 10 MITOS DAN FAKTA TETANG LANSIASeiring bertambah umur, pada umumnya para lanjut usia mengalami beberapa keluhan atau masalah kesehatan. Seiring dengan hal itu, tak sedikit juga mitos atau isu yang tidak/kurang benar mengenai lansia. Apa sajakah itu? Berikut mitos dan fakta seputar lansia, seperti dikutip dari www.agingcare.com: <div><br></div><div><p><strong>1. Mitos: Orang tua memiliki cara berpikir lama</strong></p><p><strong>Fakta :</strong></p><p>Setiap individu – baik yang sudah tua atau yang masih muda - memiliki pemikiran dan perasaan uniknya masing-masing. Tak heran, bila ada asumsi bahwa lansia memiliki cara pandang atau berpikir ‘kuno’. Cobalah Anda luangkan waktu untuk mengobrol atau berbicara dengan para lansia tentang pemikiran mereka tentang dunia atau tentang pengalaman masa lalunya sendiri.</p><p><strong>2. Mitos: Orang akan kehilangan ingatan seiring bertambahnya usia</strong></p><p><strong>Fakta:</strong></p><p>Tidak setiap orang lanjut usia mengalami masalaah kehilangan ingatan seperti demensia atau alzheimer. Menurut Psychology Today, hanya 6 hingga 8 persen orang di atas usia 65 yang telah didiagnosis menderita demensia.</p><p><strong>3. Mitos: Kondisi genetik tak dapat dihindari seiring bertambahnya usia</strong></p><p><strong>Fakta:</strong></p><p>Meskipun benar bahwa genetika memainkan peran tertentu dalam tubuh dan kesehatan setiap orang, kesehatan dan kesejahteraan sebagian besar berada di tangan masing-masing individu. Konsumsi makan dengan benar/bergizi, berolahraga cukup dan istirahat, berkontribusi pada penuaan yang sehat.</p><p><strong>5. Mitos: Orang lanjut usia kurang suka berpetualang</strong></p><p><strong>Fakta:</strong></p><p>Ada banyak orang lansia yang menunggu momen pensiun untuk melakukan perjalanan keliling dunia dan melihat hal-hal baru.</p><p><strong>6. Mitos: Orang menjadi kurang produktif seiring bertambahnya usia</strong></p><p><strong>Fakta :</strong></p><p>Pensiun bukan berarti orang lanjut usia hanya bisa duduk sepanjang hari! Sementara pada usia tertentu dan tergantung pada masalah kesehatannya, beberapa orang lanjut usia mungkin perlu lebih banyak beristirahat sepanjang hari. Banyak pensiunan menikmati kehidupan aktif, membantu merawat cucu dan melakukan aktivitas sosial.. Sebuah laporan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan bahwa 24% dari warga lansia menjadi sukarelawan atau aktivitis sosial selama masa pensiun mereka.</p><p><strong>7. Mitos: Orang menjadi kurang kreatif seiring bertambahnya usia</strong></p><p><strong>Fakta:</strong></p><p>Ternyata banyak orang melakukan hobi atau kerajinan tangan di masa lansia sebagai kegiatan yang bisa menghasilkan juga. Baik itu kerajinan kayu, seni, atau rajutan, berbagai kegiatan kreatif membuat otak dan ketangkasan pada lansia tetap tajam.</p><p><strong>8. Mitos: Lansia itu pemarah atau tertekan</strong></p><p><strong>Fakta:</strong></p><p>Depresi adalah masalah nyata yang dapat didiagnosis. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang lansia pemarah di tahun-tahun awal mulai pensiun. Orang-orang lansia memilih untuk bersikap untuk bahagia. </p><p> <strong>9. Mitos: Orang tua kesepian</strong></p><p><strong>Fakta :</strong></p><p>Lingkungan penuh kasih, kepedulian dari komunitas pensiunan dan bantuan fasilitas dari lembaga atau pemerintah, berperan membuat penghuninya merasa nyaman seperti di rumah. Adanya kalender kegiatan sosial membuat para lansia tetap interaktif dengan tetangga dan komunitas mereka. Banyak lansia rajin melakukan aktivitas sosial, dan sekarang mereka memiliki banyak waktu dalam masa pensiun, sebenarnya memiliki jadwal kegiatan yang sangat sibuk.</p><p><strong>10. Mitos: Orang tua tidak kompeten</strong></p><p><strong>Fakta :</strong></p><p>Orang lanjut usia yang terus mengasah otak, melatih tubuh mereka dan ‘memberi makan jiwa’ mereka dengan agama dan spiritualitas memiliki kompetensi yang baik. Bahkan, ketika mereka menua dan mengalami proses kehilangan ingatan atau demensia, banyak orang tua memiliki kemampuan untuk memahami, bisa membuat keputusan yang rasional dan dapat menikmati hidup!</p><p>=======</p></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5531615440767911647.post-65721590338642782422022-01-30T12:28:00.001-08:002022-01-30T12:28:48.278-08:00Arrahmat Ayat 13<strong>Jakarta</strong> - <p><strong><a href="https://www.detik.com/tag/al-quran">Surat Ar Rahman</a></strong> adalah salah satu surat dalam Al Quran yang memiliki keunikan. Pasalnya, ada sebuah ayat yang diulang sebanyak 31 kali dalam sepanjang suratnya. Ayat ini mengingatkan nikmat Allah SWT pada manusia.</p><div><p>Berikut bacaan surat Ar Rahman ayat 13 yang berulang,</p><p>فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ</p><div><p>Bacaan latin: Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān</p><p>Artinya: "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"</p><p>Ar Rahman adalah surat yang ke-55 dalam susunan mushaf Al Quran. Surat yang tergolong madaniyah ini memiliki 78 ayat.<br></p><p>Dikutip dari tafsir Al Quran Kementerian Agama (Kemenag), Allah SWT tengah menantang manusia dan para jin tentang nikmat-nikmat yang diberikan kepada mereka. Makna pendustaan adalah bentuk kekafiran terhadap Allah SWT dan mempersekutukanNya.<br></p><p>Sementara itu, Ibnu Katsir dalam tafsirnya lebih merujuk pada konteks nikmat dari Allah SWT yang diabaikan manusia. Padahal, nikmat Allah SWT tidak pernah absen dari kehidupan manusia mulai dari yang kecil hingga besar.</p><p>"Dapat disebutkan, nikmat-nikmat Tuhanmu tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya hingga kalian tidak dapat mengingkarinya atau tidak mengakuinya," tulis Ibnu Katsir tentang <strong><a href="https://www.detik.com/tag/al-quran">surat Ar Rahman</a></strong> ayat 13.</p><p>Ayat tersebut diulang-ulang untuk memperkuat adanya nikmat Allah SWT untuk seluruh makhluk ciptaanNya, termasuk manusia. Hadirnya ayat ini sebagai upaya memperingatkan manusia.<br></p><p>Melalui surat Ar Rahman, Allah SWT menerangkan satu per satu nikmat yang diberikanNya kepada makhluk ciptaanNya. Dia menyusun surat ini sedemikian rupa sehingga menjadikan kalimat فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ menjadi sebuah ayat pemisah dari tiap penjelasan nikmat tersebut.<br></p><p>"Dari itu, sambil Allah menyebut satu persatu dari nikmat-nikmat tersebut Dia memisahkannya dengan kata-kata memperingati dan memperkuat tentang adanya nikmat-nikmat tersebut," tulis Kemenag.<br></p><p>Menurut Kemenag, susunan kata seperti ini sudah banyak digunakan dalam susunan bahasa Arab dan penuturnya saat berbincang dengan teman. Artinya, bukankah Allah hendak 'mengakrabkan diri' dengan makhluk ciptaanNya lewat surat Ar Rahman?</p><p>Wallahu 'alam. Semoga informasi terkait kandungan <strong><a href="https://www.detik.com/tag/al-quran">surat Ar Rahman</a></strong> ayat 13 ini dapat menambah wawasan Sahabat Hikmah ya.</p></div><div class="clearfix"></div><div class="box-ads text-center"><amp-ad width="300" height="250" type="doubleclick" data-slot="/4905536/detik_amp/edu_amp/parallax_detail" class="i-amphtml-element i-amphtml-layout-fixed i-amphtml-layout-size-defined i-amphtml-built i-amphtml-layout" i-amphtml-layout="fixed" data-amp-slot-index="1" data-a4a-upgrade-type="amp-ad-network-doubleclick-impl" data-google-query-id="CNvKrfuj2vUCFdHRcwEdtbUPMA"><div placeholder="" class="amp-hidden"></div></amp-ad></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0