Tuesday, December 18, 2012

Tugu Yogya Selesai Direvitalisasi



Yogyakarta - Setelah direvitalisasi, Tugu Pal Putih Yogyakarta lebih kinclong. Di sekitar Tugu dibangun taman dan pedestrian sebagai pengaman. Penampilan fisik Tugu juga lebih putih dengan ornamen berwarna kuning emas.

Untuk 'menikmati' Tugu, kini tidak lagi sebebas dulu. Pengunjung dilarang menyentuh Tugu dan masuk ke Taman Tugu. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GBPH Yudaningrat mengatakan, larangan dimaksudkan untuk menjaga kelestarian dan juga kebersihan dari Tugu tersebut.

"Bangunan Tugu ini sudah tua, sehingga butuh perlidungan lebih. Untuk sekedar foto-foto ndak perlu dengan nempel atau sampai naik ke Tugu seperti dulu. Ini bisa membahayakan," kata GBPH Yudaningrat pada Peresmian Hasil Revitalisasi Cagar Budaya Tugu Pal Putih Yogyakarta, Selasa (18/12/2012).

Tugu tersebut untuk sementara tidak dijaga. Pemerintah hanya mengandalkan kerjasama masyarakat untuk mengingatkan pengunjung agar tidak memeluk atau menempel ke Tugu.

Revitalisasi Tugu tahun 2012 ini meliputi pembangunan taman dan pedestrian, penggantian puncak Tugu, pemasangan emas di puncak Tugu, prasasti di 4 sisi dan ornamen, pemasangan batu andesit di 4 simpang Tugu dan pemasangan lampu spot di 4 sisi pedestrian.

Menurut GBPH Yudaningrat, pada tahun 2013 revitalisasi Tugu akan dilanjutkan dengan pembuatan outdoor diorama di lahan sisi tenggara. Diorama ini merupakan gambaran dari bangunan asli Tugu Yogyakarta pertama kali.

"Sekarang masih dalam proses pembebasan tanah, masih kita lobi. Tahun ini juga ditargetkan pembebasan tanah sudah selesai,"katanya.

Peresmian Tugu Pal Putih bersamaan dengan peresmia Jagang atau parit Beteng Vredebrug. Parit ini merupakan simbol bahwa awalnya bangunan Beteng Vredeburg ini dikelilingi oleh parit. Parit tersebut dibangun sepanjang 100 meter di sisi barat (50 meter di sisi selatan pintu masuk dan 50 meter di sisi utara pintu masuk) dengan kedalaman 1,5 meter dan dilengkapi air dan diberi air mancur. Tahun 2013 mendatang revitalisasi jagang dilanjutkan dengan pembangunan air mancur yang dapat menari.

Peresmian Tugu Pal Putih dan Jagang Beteng Vredebrug dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Pakualam IX.

Dana yang dihabiskan untuk revitalisasi mencapai Rp 688 Juta. Sementara untuk revitalisasi Jagang Beteng Vredebrug, pemerintah merogoh kocek sebesar Rp 1,7 miliar.

http://news.detik.com/read/2012/12/18/180300/2121736/10/tugu-yogya-selesai-direvitalisasi-kini-tak-boleh-disentuh?n991102605

Tuesday, January 17, 2012

CANDI BOROBUDUR

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.

Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.

Naskah: Yunanto Wiji Utomo