Thursday, April 28, 2022

GROWING OLD

*Saya memilih "Growing old" not "Getting old"*

Tulisan dari seorang teman yang bagus sekali.
Ijin sharing ya 🙏🏻😃

*Getting old or Growing old ?*
Menjadi tua atau bertambah tua?

Ketika suatu hari terdapat diskusi hangat antara saya dengan istri. Pada momen itu saya menunjukkan perasaan bahwa saya tersinggung. Istri saya kemudian berkata: “ Sekarang koq mudah tersinggung ya? Itu gejala getting old lho.” Saya kemudian diam sejenak. 
*Cepat tersinggung, marah, kecewa dengan perlakuan orang yang dirasakan kurang menghormati, mau dihargai, tidak mudah lagi bercanda, semua perkara menjadi sangat serius, ini ternyata adalah gejala getting old.*

*Getting Old* adalah istilah untuk mengatakan bahwa seseorang bertambah tua. Oleh karena itu setiap orang pasti bertambah tua. Getting Old adalah keniscayaan. Banyak orang yang getting old tanpa growing old.

*Growing old* adalah menjadi semakin matang mengelola emosi, bijaksana dan siap hidup sendiri, banyak kesibukan yang produktif dengan waktu yang dimiliki, pengalaman dan  tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan sendiri.

*Getting old* ternyata sangat berbeda dengan growing old. Setiap orang tanpa berbuat apa-apa pasti akan getting old, tapi untuk growing old ternyata perlu mempersiapkan diri menghadapi kenyataan sesuai usia untuk lebih bijaksana menghadapi kehidupan.

*G r o w i n g  Old*– perlu pengelolaan emosi, persiapan yang sangat serius dan menyadari perilaku sesuai dengan usia baik cara berfikir maupun kemampuan fisik. Growing old berbeda dengan kekanak- kanakan yaitu seperti merengek, tidak bertanggung jawab, tidak ada komitmen, hanya maunya sendiri. Growing old menanggapi tantangan dengan tabah dan tenang, memberikan yang terbaik sesuai kemampuan dengan ikhlas, kebesaran jiwa serta siap membantu yang tentunya lebih bijak. 

*G e t t i n g   O l d*
membiarkan waktu berlalu, menyesali masa kini dan selalu menyanyikan kidung _“Yesterday – I am not half the man I used to be”_ seperti lantunan the Beatles, glorifikasi masa lalu, dulu saya begini, dulu saya begitu – sekarang hanya lagu. Ini gejala getting old, *menggurui, meremehkan orang, mudah tersinggung.*
Ini rupanya gejala yang dicurigai oleh istri saya hinggap pada diri saya. 

Menanggapi sinyalemen istri, saya pun mulai berbenah dan memutuskan untuk *growing old*. Nasehat growing old bukan untuk melemahkan semangat dan menerima nasib. Sebaliknya, bangun dan tetap tegak, _grow old, menjadi lebih bijak bukan hanya _getting old_ – menjadi tua. *Sangat tragis kalau menjadi tua tanpa lebih bijak.* Boleh setuju boleh tidak. 

Tua bukan berarti sakit dan berpenyakitan. 
Nikmati hidup dengan fikiran dan fisik yang sehat. 
Tetap aktif dan buat diri berguna, baik di rumah tangga, di keluarga kecil keluarga besar, di lingkungan, mudah”an bisa sampai lingkungan yg lebih besar lagi,
bermanfaat tidak harus secara materi, bisa tenaga, pikiran, ilmu, nasihat, kasih, perhatian, dll 🙏

Stay safe dan take care
Jangan lupa bahagia 😁🙏

Tuesday, April 26, 2022

CEK MAKANAN DI FRIZER

*Harus ada KOIN di dalam FREEZER sebelum anda meninggalkan rumah dalam waktu yang cukup lama:*

Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di dalam lemari es selama kita pergi.
*Jika anda berencana pergi berlibur dan meninggalkan persediaan makanan di lemari es,* maka informasi ini sangatlah penting! Ini adalah trik sederhana untuk memastikan apakah makanan yang anda simpan itu masih layak dikonsumsi setelah pulang atau tidak.
Karena ada satu hal kecil yang jarang diperhatikan orang. 

Kadang saat kita bepergian, *listrik di rumah padam dalam wakru yang cukup lama*, yang menyebabkan suhu makanan yang disimpan di lemari es tidak terkontrol dan kondisinya membusuk.

Nah, untuk memastikan apakah makanan tetap membeku selama anda pergi, lakukan trik sederhana ini sebelum meninggalkan rumah: 

*Masukkan segelas air putih ke dalam freezer. 
Setelah air membeku, letakkan koin di atasnya* dan biarkan tetap di dalam freezer.
Setelah anda pulang dari berlibur, lihat kembali kondisi koin tsb. 

*Jika koin berada di dasar gelas,* maka anda harus segera membuang semua persediaan makanan di dalam lemari es. 
Ini karena listrik di rumah anda pernah padam untuk waktu yang lama sehingga menyebabkan suhu makanan naik kemudian turun lagi setelah listrik kembali normal.

*Jika koin tetap berada di atas*, itu artinya tidak pernah terjadi pemadaman listrik dan kualitas makanan tetap sebaik sebelum anda pergi. 

*Dan jika koin berada di tengah gelas,* berarti listrik pernah padam sementara dan sebagian makanan mungkin masih segar.
Dalam hal apapun, jika anda tidak yakin apakah makanan-2 tsb masih aman atau tidak, jangan dimakan.

*Semoga bermanfaat* 👍🏼👍🏼

SEJARAH KETUPAT

SEJARAH KETUPAT

Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. 

Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Arti Kata Ketupat.

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

Laku Papat.

1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

Lebaran.
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. 

Luberan.
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.

Leburan.
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan.
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT
Kenapa mesti dibungkus janur? 
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). 
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur). 

LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam. Umat muslim sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.

Wednesday, April 20, 2022

JER BASUKI MAWA BEA


Jer basuki mawa beya merupakan salah satu filosofi dalam Bahasa Jawa. Pepatah ini seringkali dijadikan semboyan atau motto oleh masyarakat Jawa, khususnya penduduk di provinsi Jawa Timur.

Ungkapan jer basuki mawa beya memiliki arti “semua keberhasilan membutuhkan biaya”. Jika dijabarkan satu per satu, pepatah tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

  • Jer: memang

  • Basuki: selamat, berhasil, bahagia

  • Mawa: memakai, membutuhkan, memerlukan

  • Beya: biaya, dana

Pepatah jer basuki mawa beya sebenarnya tak fokus membicarakan materi. Ungkapan kuno ini justru membahas tentang perjuangan dan pengorbanan untuk meraih tujuan atau cita-cita.

Biaya yang dibicarakan dalam pepatah ini tak hanya mengacu kepada uang. Biaya tersebut dapat berupa kerja keras, pengorbanan, waktu, pikiran, hingga perjuangan.

Dengan kata lain, pepatah ini menjelaskan bahwa dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan sebagai harga dari kesuksesan. Tanpa pengorbanan, kita tidak akan bisa meraih tujuan yang diinginkan.

Pepatah ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika sedang menghadapi tantangan. Ungkapan ini mengingatkan bahwa tantangan yang dialami adalah hal yang biasa. Sebab, tantangan tersebut adalah harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan.

Oleh karena itu, setiap tantangan yang datang harus disyukuri dan dihadapi dengan ikhlas. Karena, tantangan tersebut akan membawa kita kepada kesuksesan.

Saturday, April 9, 2022

JANGANLAH BERFIKIR DAN BERPRASANGKA NEGATIP


*Berpikir* dan *Berprasangka* _Negatif_ sangat tidak baik *KESEHATAN*. Sebab....

1. *MARAH* selama _5 menit_ akan menyebabkan *sistem imun* tubuh kita _mengalami_ *depresi* selama _6 jam_.

2. Memelihara *DENDAM* & menyimpan *KEPAHITAN* akan menyebabkan *imun tubuh* _mati_.. Dari situlah bermula segala _penyakit_, seperti *STRESS, KOLESTEROL, HIPERTENSI*, serangan *JANTUNG, RHEMATIK*, *ARTHRITIS, STROKE* ( _perdarahan / penyumbatan pembuluh darah_ ).

3. *STRESS*, Jika kita sering _membiarkan_ diri kita *STRESS,* maka kita akan sering mengalami gangguan *PENCERNAAN*..

4. *KHAWATIR*, Jika sering _merasa_ *KHAWATIR,* maka akan mudah _terkena_ penyakit *NYERI PUNGGUNG*... 

5. Jika mudah *TERSINGGUNG,* maka akan _cenderung_ terkena penyakit *INSOMNIA* ( _susah tidur_ )....

6. *BINGUNG*, Jika sering mengalami *KEBINGUNGAN*, kita akan terkena Gangguan *TULANG BELAKANG* bagian *BAWAH*....

7. *KETAKUTAN*, Jika sering membiarkan diri kita merasa *TAKUT* yang *BERLEBIHAN*, akan mudah _terkena_ penyakit *GINJAL*...

8. *NEGATIVE THINGKING*, Jika suka _berpikiran_ terlalu *NEGATIVE*, akan mudah terkena *DYSPEPSIA* ( _penyakit sulit mencerna_ )...

9. *EMOSI*, Jika mudah *EMOSI* & cenderung *PEMARAH,* maka _rentan_ terhadap penyakit *HEPATITIS*...

_"Kenapa bisa demikian?"_

Karena *80%* orang” yang *sakit* ternyata berawal dari *EMOSI* yang _tidak terkendalikan_.

Maka jika kita ingin *HIDUP SEHAT*
Mulailah dengan *menguasai* penuh _diri_ dan _emosi_ kita

Sumber : *The Healing & Discovering the Power of the Water* 
( _by : Dr. Masaru Emoto_ )

ISLAM DAN MODERASI AGAMA

Apa sih moderasi beragama itu? Untuk menjawab pertanyaan ini maka kita harus mengetahui makna dari moderasi itu sendiri. Moderasi berasal dari bahasa Latin “moderatio”, yaitu ke-sedang-an artinya tidak lebih dan tidak kurang. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan “moderation” yaitu sikap sederhana, sikap sedang. Dalam bahasa Arab, moderasi dikenal dengan kata “wasath” atau “wasathiyah” yang sepadan dengan kata “tawassuth” artinya tengah-tengah, “i’tidal” artinya adil, dan “tawazun” artinya berimbang. Dari semua ungkapan ini maka moderasi merupakan sikap memilih jalan tengah, berusaha adil dan berimbang, dan tidak berlebih-lebihan. Dengan demikian moderasi beragama dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap dan perilaku selalu mengambil poros di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama.

Sayangnya istilah moderasi beragama ini sering disalahpahami. Moderasi sering diartikan kompromi keyakinan dengan agama lain, tidak sungguh-sungguh dalam beragama, tidak peduli dengan agama sendiri, bahkan dikatakan liberal, dan lain-lain. Padahal moderasi beragama merupakan sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan, menerima perbedaan, serta hidup bersama dalam damai, sehingga tercipta toleransi dan kerukunan.

Istilah moderasi beragama memang baru di negara kita, namun dalam Islam sikap moderasi ini sudah lama adanya. Istilah moderasi dalam Islam dikenal dengan “wasathiyah”, bahkan umatnya mendapat julukan ummatan wasathan, yaitu menjadi umat pilihan yang selalu bersikap menengahi atau adil. Alquran surah Al-Baqarah ayat 143 menyebutkan: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas(perbuatan) kamu”.

Salah satu bentuk moderasi beragama yang ditunjukkan Islam adalah dengan memberikan kebebasan beragama. Ini dapat kita lihat pada Pasal 25 Piagam Madinah yang menyebutkan “bagi orang-orang Yahudi, agama meraka dan orang-orang Islam agama mereka.” Pasal ini memberikan jaminan kebebasan beragama. Piagam Madinah adalah suatu Piagam Politik yang dibuat oleh nabi Muhammad Saw tidak lama setelah beliau hijrah ke Madinah, digunakan untuk mengatur kehidupan bersama masyarakat Madinah yang dihuni oleh beberapa macam golongan. Dalam Piagam itu dirumuskan kebebasan beragama, hubungan antarakelompok, dan kewajiban mempertahankan kesatuan hidup bersama.

Di antara wujud kebebasan beragama itu adalah beribadat menurut agama masing-masing. Dalam kehidupan bersama itu, komunitas Yahudi bebas dalam melaksanakan agama mereka dan Islam menunjukkan toleransi terhadap agama lain. Kebebasan beragama yang ditetapkan dalam Piagam Madinah itu, tampaknya lebih dulu dari turunnya firman Allah: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingat pada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali agama yang kuat yang tidak pernah putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah:256)

Kebebasan beragama itu tampak pula pada pertemuan tiga agama di Madinah, yaitu agama Islam, Yahudi, dan Nasrani. Dalam suasana kebebasan beragama diadakan dialog dan debat teologis antarpemuka agama dari ketiga agama itu. Pihak Yahudi menolak sama sakali ajaran Isa dan Muhammad Saw, mereka menonjolkan bahwa Uzayr adalah anak Allah. Pihak Nasrani mengemukakan paham trinitas dan mengakui Isa-lah adalah anak Tuhan. Muhammad Saw mengajak manusia mengesakan Tuhan. Kepada kaum Yahudi dan Nasrani, Muhammad Saw., mengajak: “Marilah kita menerima kalimat yang sama di antara kami dan kalian. Bahwa tidak ada yang kita sembah selain Allah. Kita tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun. Tidak pula di antara kita mempertuhan satu sama lain, selain Allah. Pertemuan tiga agama tersebut tidak membawa kepada kesatuan agama. Yahudi dan Nasrani tetap pada pendirian mereka. Muhammad Saw juga tidak memaksa untuk mengubah agama mereka. Muhammad Saw., hanya mengajak mereka meng-Esa-kan Allah.

Kemudian ketika bulan Januari 630 M atau Ramadhan tahun ke-8 H kota Mekah jatuh ke bawah kekuasaan Islam, dikenal dengan sebutan fath atau penaklukan par excellence. Muhammad Saw. menunjukkan kebesaran jiwa, keluasan pandangan dan sikap kasih sayangnya dengan memberikan amnesti umum kepada seluruh kaum musyrikin Quraisy, termasuk semua pemimpin mereka. Sejalan dengan kebijakan tersebut tidak seorang pun dipaksa masuk Islam. Konversi agama, tampaknya benar-benar diserahkan kepada kesadaran mereka.

Piagam Madinah yang berlaku pada zaman Rasulullah memuat ketentuan-ketentuan moderasi beragama yang menjadi dasar kerukunan hidup beragama. Artinya, para pemeluk agama yang berbeda harus hidup berdampingan secara damai. Agama yang berbeda tidak menjadi penghalang bagi kerukunan  hidup di tengah masyarakat. Baik dalam beribadah sebagai individu maupun dalam berinteraksi sosial sebagai anggota masyarakat, Islam mengajarkan untuk selalu bersikap moderat.

Islam juga cinta damai. Alquran Surah An-Nisa ayat 114 menjelaskan “Tidak ada kebaikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat baik, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” Perdamaian antara orang Islam dan bukan Islam diperbolehkan dengan berdasarkan ketentuan syariat. “Jika mereka merendah untuk berdamai, maka merendahlah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesunguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Anfal: 16). Nabi Saw. sangat giat dalam usaha kepada perdamaian.

“Al-diin al-mu’amalah (Agama adalah interaksi)” demikian Nabi Saw bersabda. Maksud beliau, keberagaman diukur dari interaksi. Semakin baik interaksi seseorang semakin baik pula keberagamaanya. Islam yang juga terambil dari kata yang sama “salam atau damai”, menuntut agar interaksi atau hubungan dengan siapa pun harus dilakukan dengan baik, damai, dan membawa kepada kedamaian. Demikianlah Islam dengan ajarannya sangat menganjurkan adanya kerukunan dan kedamaian di manapun dan kapanpun. Rukun dan damai adalah wujud esensi dari moderasi beragama, dan moderasi beragama atau ”wasathiyah” merupakan esensi dari ajaran Islam.

Rabiatul Adawiah/Penulis adalah dosen pada Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin.

Friday, April 8, 2022

KISAH KASIH SAYANG AYAH

Assalamualaikum wr wb


*KISAH KASIH SAYANG AYAH PADA ANAK GADISNYA*


Di suatu malam seorang Ayah membacakan cerita untuk anak perempuannya. 
Setrlag membacakan cerita, si Ayah bertanya pada anaknya : 
_*"Nak, apa kamu sayang Ayah?"*_

Si Anak menjawab, *"Tentu saja aku sayang Ayah"*

Ayahnya tersenyum lalu bertanya, 
_*"Jika begitu, boleh Ayah minta kalungmu?*_

 Lalu si Anak menjawab, *"Ayah, aku sayang Ayah, tapi aku juga sayang sama kalung ini"* 

Lalu Ayahnya berkata, _*"Ya sudah tidak apa2, Ayah hanya bertanya saja"*_

Si ayah lalu pergi. 
Di malam berikutnya selama 3 hari berturut2, Ayahnya menanyakan hal yang sama & si Anak pun menjawab dengan kata2 yang sama. 

Si Anak berpikir sambil memegang kalung _imitasi_ kesayangannya itu, 
*"Kenapa tiba2 Ayah mau kalung ini? Ini kalung yang paling aku sayangi, kalung inipun pemberian Ayah juga".* 

Malam berikutnya, sang Ayah menanyakan hal yang sama, lalu si anak berkata, 
*"Ayah, Ayah tahu aku sayang sama Ayah & juga kalung ini.* 
*Tapi kalau Ayah mau kalung ini, ya sudah aku berikan ke Ayah"*

Si Anak memberikan kalungnya & Ayahnya mengambilnya dengan tangan kiri, lalu Ayahnya memasukkan tangan kanannya ke saku kanan & mengambil kalung berbentuk sama namun emasnya asli. 

Ayahnya mengenakannya pada leher anaknya, 
_*"Anakku, sebetulnya kalung ini sudah ada di saku Ayah sejak pertama kali Ayah meminta kalungmu, tapi Ayah menunggu kamu memberikan sendiri kalungmu itu & Ayah gantikan dengan yang lebih baik & indah"*_

Si Anakpun menangis terharu.

Seringkali kita merasa اَللّهُ  tidak adil. 
Dia yang memberikan tapi kenapa Dia juga yang mengambilnya, kadang kita selalu sakit hati, sedih dan kecewa, tapi tidakkah kita tahu, di saat اَللّهُ mengambil sesuatu yang berharga dari kita, ternyata اَللّهُ  punya rencana lain. 

Dia mau menggantikannya dengan yang *LEBIH BAIK* lagi dari apa yang sudah kita miliki sekarang. 

Jadi,
● Terimalah apapun yang kita alami (bersabar),

● Berilah apa yang harus kita berikan (beramal),

● Kembalikanlah apa yg diminta oleh اَللّهُ (ikhlas), dan tetap bersyukur 
maka rejeki akan اَللّهُ lipat gandakan..

Keep istiqomah...

*اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

Wassalamualaikum wr wb
🙏🙏🙏