Wednesday, October 9, 2024

Bisnis Berkah

Banyak tulisan dan artikel yang mengupas tentang konsep bisnis, etika bisnis, dan manajemen bisnis dalam Alquran. Namun, tidak banyak yang secara spesifik mengupas tentang bagaimana bisnis berkah itu diperoleh. Sehingga, banyak yang bertanya-tanya, apa sih bisnis berkah itu? Bagaimana mendapatkanya? Dan, dengan cara apa? 

Harus diakui, aktivitas bisnis adalah sebuah keniscayaan. Bisnis selalu berpengaruh besar dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan politik sepanjang sejarah peradaban umat manusia. Padahal, bisnis hanya satu dari banyak sumber rezeki. Namun, dari bisnis inilah kita bisa berharap ekonomi umat makin kuat.

Nah, ekonomi umat kuat bisa dilihat dari ekonomi keluarga mapan. Keluarga yang mapan itu keluarga yang sumber rezekinya dipenuhi keberkahan. Rezeki bisa dari pemasukan gaji bulanan juga bisa dari pendapatan bisnis setiap harinya. Semuanya baik dan benar asal sumber dan cara mendapatkannya juga tepat dan halal. Inilah yang membedakan bisnis itu berkah atau tidaknya. 

Islam menetapkan kerja sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Bukan hanya sebatas itu, Islam juga telah mengangkat kerja pada level ”wajib” dengan menyebutkan kerja itu secara konsisten sebanyak 50 kali dalam Alquran yang digandengkan dengan iman.

Seperti ayat: “alladzina amanu wa ‘amilu al-shalihat”. Karena, adanya penekanan terhadap amal (kerja) inilah yang membuat Islam disebut sebagai agama aksi, bukan agama kata.

Hubungan antara iman dan kerja itu sama dengan hubungan antara akar dan pohon. Yang salah satunya tidak mungkin bisa eksis tanpa adanya yang lain. Islam tidak mengakui bahkan menolak keimanan yang tidak membuahkan kerja yang baik.

Di sisi lain, pandangan Islam terhadap kerja dan bisnis bisa dilihat di antaranya dari ayat-ayat Alquran berikut ini: (QS at-Taubah: 105); (QS Fushshilat: 46); (QS al-Baqarah: 198); (QS an-Nisa’: 29); (QS al-Jumu’ ah: 10-11); dan (QS al-An’ aam: 132).

Karena itu, sebaik-baik pekerjaan adalah yang menghasilkan rezeki yang mengandung nilai keberkahan. Maka, jangan hanya mengejar banyaknya rezeki, tetapi kejar berkahnya rezeki. Bukan banyaknya rezeki yang membuat cukup. Kecukupan berkait soal keberkahan.

Ketika rezeki dari bisnis berkah, banyak atau sedikit menjadi lapang. Namun, ketika berkah hilang, banyak atau sedikit pendapatan bisnisnya bisa berujung pada kesempitan hidup.

Karena, hakikat makna berkah adalah bertambahnya kebaikan. Jadi, tips sederhana mendiagnosis apakah bisnis itu berkah atau tidak, yaitu dengan melihat hasil bisnis tersebut apakah mendatangkan kebaikan demi kebaikan, ketenangan, kedamaian, dan kerukunan atau sebaliknya malah semakin menambah keburukan, kecemasan, dan kerakusan hingga menjauhkan dirinya dari Allah, Sang Pemilik Rezeki.

Wallahu a’lam.