Ku kalahkan kau dengan semangat berkobar
Berkompetisi meski tanpa pendaftaran perlombaan
Kita rival dalam kenyataan sesungguhnya berteman
Merangkai mimpi sembunyi tersimpan
Angin pun tak kuijinkan mencuri dengar.
Setiap hati pahatan mimpi terus menebal
Deras peluh adalah sorakan dukungan
Deru tepuk tangan nyata dalam bentuk keperihan
Ku kalahkan kau tanpa ampun dan belas kasihan
Pagiku lebih awal dari matamu yang terbuka
Dan aku belum akan lelah saat kau berhenti bersinar
Membiarkanmu terlelap damai malam adalah perputaran rodaku melaju bebas
Kencang melesat, kau kini tertinggal jauh
Untuk mu
Akan aku kalahkan
Matahari sinarmu akan aku redupkan
No comments:
Post a Comment